Transaksi UMKM Baduy Sudah Digital, Memupus Anggapan Kampungan

Transaksi UMKM Baduy Sudah Digital, Memupus Anggapan Kampungan

Bahtiar Rifa'i - detikFinance
Kamis, 25 Mei 2023 19:53 WIB
Warga Baduy melayani wisatawan menggunakan transaksi digital QRIS
Foto: Bahtiar Rifai/detikcom
Jakarta -

Bagi warga Baduy, sekolah formal secara adat memang dilarang. Tapi, bukan berarti mereka ketinggalan zaman dan kampungan. UMKM Baduy, sebagian besar sekarang transaksi secara digital.

Ini bisa dilihat dari deretan barcode QRIS yang dipajang di rumah pelaku UMKM Baduy. Berderet QRIS dipajang di rumah-rumah bambu mereka demi melayani wisatawan.

Ada yang menarik kenapa mereka menggunakan QRIS. Elas, warga Baduy yang berjualan di sana mengatakan, daripada menyimpan uang kes, mereka lebih baik buat tabungan. Ia takut uang miliknya dimakan rayap jika disimpan sembarangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Naon ja orang dieu mah nu enggeus kolot eta duit bakarung-karung dikarungan, ju nu dihakanan mereun ku bolokosompong (Itu orang-orang yang sudah tua uang banyaknya dikarungin, yang ada dimakan rayap)," kata Elas ke Detikcom.

Lewat transaksi QRIS itulah mereka sekarang merasa uangnya aman. Daripada asal simpan, lebih baik uang disimpan di tabungan.

ADVERTISEMENT

"Etamah sok ngadungkruk bae kitu dihijikeun jeuh parabah rombeng, horeng mah tumpukan duit. Ari di deui mah aman (Itu orang suka simpan uang disatukan dengan baju bekas, tahu-tahunya tumpukan uang. Kan kalau disimpan di sini (tabungan) aman," ujarnya.

Bukan tanpa alasan kenapa rata-rata pengguna QRIS di Baduy menggunakan BRI. Perbankan ini rupanya mempermudah proses pembuatan tabungan meski di Baduy soal tanda tangan memang awut-awutan. Ada yang hanya cap jempol atau sekedar garis lurus.

"KTP kan di dieu mah kitu bae, dicontreng, aya anu lempeng aya anu dicontreng, anu ku jempol, ku BRI mah endah bae (KTP orang sini ada yang hanya contreng, lurus, cap jempol, sama BRI mah bisa aja)," katanya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Memang. Awalnya mereka agak canggung ketika menggunakan transaksi digital. Tapi, seiring pembinaan dari perbankan, perkembangan internet juga media sosial mau tidak mau mereka berubah. Ini juga bisa dilihat dari banyaknya orang Baduy yang jualan online.

"Kan ayeuna mah urang Baduy geh tos jualan online, orang lain arek belanja di kios urang teu aya uang kes tiasa ngagunakeun eta QRIS (Kan sekarang orang Baduy banyak jualan online, yang mau belanja di kios saya kalau nggak ada uang kes bisa pakai QRIS)," kata Amir.

Amir sendiri jadi orang yang pertama menggunakan QRIS di Baduy. Ia awalnya adalah binaan UMKM Provinsi Banten dan Bank Indonesia. Ia sering ikut pameran sehingga mau tidak mau harus paham dunia digital.

"Tos kitu (sudah begitu) program QRIS dari Bank Indonesia cuma yang menggalang itu BRI, kenapa BRI, karena saya ningali (lihat) seluruh nasabah UMKM yang ada di Baduy menggunakan BRI," ujarnya.

Pihak BRI sendiri memang memberikan kemudahan untuk mereka membuka rekening. Filosofinya adalah warga Baduy yang dikenal jujur dan apa adanya.

Soal tanda tangan KTP mereka yang hanya centang, itu pun menunjukan memang begitu sederhananya masyarakat Baduy. Agar tidak ada kekeliruan, pemohon buku tabungan dikumpulkan di rumah pimpinan adat dan berhadap-hadapan dengan perbankan. Proses permohonan dilakukan kolektif oleh BRI.

"Karena tanda tangan mereka memang begitu, kita menyaksikan langsung orangnya dan KTPnya, orangnya kita lihat langsung," kata Manajer Bisnis Konsumer BRI Kantor Cabang Lebak Adysta Aprianto ditemui Detikcom terpisah.

Dari situ, BRI juga yakin bahwa pengembangan QRIS bisa berkembang. Apalagi Baduy jadi magnet pariwisata secara nasional.

Sekarang, kata Adhysta di Baduy rata-rata sudah biasa transaksi digital. Dari data mereka, ada 172 orang pengguna QRIS BRI. Pendekatan agar mereka melek secara digital dilakukan bertahap bahkan pendekatan secara personal.

"Singkat cerita akuisisi ini berjalan, tiga tahap terkumpul 172 QRIS atau rekening yang ada di sana, Itu dari mulai pintu gerbang sampai Kadu Ketug III (nama kampung di Baduy)," ujarnya.


Hide Ads