Pengin Buka Jastip Tiket Konser? Perhatikan Dulu Hal Ini

Pengin Buka Jastip Tiket Konser? Perhatikan Dulu Hal Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 26 Mei 2023 13:30 WIB
ilustrasi jasa titip
Ilustrasi Jastip - Foto: iStock
Jakarta -

Tahun ini musisi ternama dari dalam dan luar negeri akan banyak yang menggelar konser. Dengan ramainya konser ini, banyak yang khawatir menjamurnya penyedia jasa titip (jastip) tiket konser hingga penipuan berkedok jastip.

Karena itu, sebelum memulai usaha jastip ini dibutuhkan strategi dan tips supaya nggak menjadi petaka untuk diri sendiri. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, usaha jastip tiket konser menjadi salah satu usaha sampingan yang menjanjikan pada momentum saat ini. Akan tetapi, dengan maraknya berbagai kasus dan keluhan, menurutnya perlu diberlakukan sejumlah pengaturan.

"Dari peluang bisnis menjanjikan, tapi juga dari sisi pengaturan dalam hal event ini juga harus diperbaiki. Karena bagaimanapun pemerataan atau keadilan pemberian tiket harus jadi perhatian bagi para penyelenggara," katanya, saat dihubungi detikcom, Jumat (26/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, salah satu yang paling dikhawatirkan ialah mark up alias penetapan kenaikan harga yang terlalu tinggi apabila masyarakat membeli tiket lewat perantara. Oleh karena itu, menurutnya aktivitas jastip ini perlu dikontrol.

"Misalkan kalau jastipnya berkembang cepat dan marginnya terlalu besar ini akan menjadi dikhawatirkan bisa backfire terhadap keberhasilan event itu di masa depan," imbuh Faisal.

ADVERTISEMENT

Dihubungi terpisah Direktur Segara Institut Piter Abdullah menjelaskan, sepanjang usaha jasa ini dikemas secara baik dengan memperhatikan good governance dan perlindungan konsumen, serta ada pengawasan dari otoritas tertentu, usaha ini bisa berkembang.

"Apalagi saat ini semuanya didukung oleh sistem informasi yang sudah sangat maju. Saya kira pemerintah perlu menertibkan dan mengarahkan. Jastip ini menjadi domainnya otoritas yang mana," kata Piter.

Di sisi lain pandangan berbeda disampaikan oleh pengamat bisnis sekaligus eks Ketua Umum Asosiasi e-commerce Indonesia, Ignatius Untung. Dirinya tak menampik adanya peluang usaha ini lantaran pasti masih ada saja orang-orang yang tidak sempat atau malas ikut rebutan tiket. Namun menurutnya, keberadaan jastip dapat menimbulkan kondisi tidak menyenangkan bagi sebagian pihak.

"Ada orang-orang yang sebenarnya ingin nonton, tapi nggak kebagian karena harus bersaing dengan calo dan bot-nya calo," katanya, saat dihubungi terpisah.

Oleh karena itu menurutnya, pemerintah perlu mendorong seluruh promotor ini agar bisa memperketat aturan tiket. Misalnya saja dalam kasus pembelian tiket Coldplay, pembeli perlu memasukan ID. Menurutnya, perlu ada pelaksanaan untuk pencocokan ID tersebut sehingga jastip maupun calo bisa terminimalisir.

"Kenapa nggak bisa menerapkan enforcement kayak tiket pesawat terbang di mana tiket dan ID selalu dicocokkan berkali-kali di bandara? Sehingga harga bisa dikontrol sehingga akses terhadap layanan jadi terbuka untuk semua orang, bukan cuma orang yang bisabayarmahal," imbuhnya.

(kil/kil)

Hide Ads