Vietnam Mau Kurangi Ekspor, RI Bisa Kekurangan Beras?

Vietnam Mau Kurangi Ekspor, RI Bisa Kekurangan Beras?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 30 Mei 2023 08:15 WIB
Podcast: Impor Beras Untuk Siapa?
Foto: Tim Infografis/Fuad Hasim
Jakarta -

Rencana mengejutkan diungkapkan pemerintah Vietnam. Negara yang dikenal sebagai eksportir beras itu akan memangkas kuota ekspor berasnya di tahun 2030.

Vietnam berencana memangkas kuota ekspor beras sebesar 44% atau menjadi 4 juta ton per tahun pada 2030. Angka itu mengurangi kuota ekspor beras tahun lalu sebesar 7,1 juta ton.

Negara itu disebut-sebut menjadi negara pengekspor beras terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Thailand. Adapun, tujuan pengurangan kuota ekspor itu salah satunya untuk kepentingan ketahanan pangan negaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim," dikutip dari CNBC, yang melansir dari Reuters menurut dokumen pemerintah Vietnam tertanggal 26 Mei, Senin (29/5/2023).

Di sisi lain, Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang menjadi importir beras asal Vietnam. Lalu apakah langkah Vietnam menahan ekspor dapat mempengaruhi pasokan beras di Indonesia?

ADVERTISEMENT

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin tidak ada masalah bila Vietnam mau mengurangi ekspor, apalagi kalau hal itu dilakukan sekarang. Menurutnya sejauh ini produksi beras di Indonesia sudah mencukupi.

Di sisi lain, beberapa waktu lalu baru saja pemerintah pun baru saja melakukan impor beras untuk melakukan pemenuhan pasokan dalam negeri.

Syahrul menegaskan sejauh ini Indonesia punya cukup banyak beras. Dia menyinggung data BPS, namun tak memaparkan data yang mana dan berapa jumlahnya.

"Beras kita cukup banyak. Coba lihat data BPS. Kita for stock-nya juga cukup dan kemarin juga sudah ada yang masuk," ungkap Syahrul ditemui di Kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

"Lihat data, masak nggak percaya hari begini sama data," tegasnya.

Dia kembali memaparkan sudah ada data yang dipakai Kementerian Pertanian untuk meningkatkan akurasi pengambilan keputusan. Mulai dari data BPS, data standing crop dari satelit, dan laporan manual dari daerah. Menurutnya, semua data itu menunjukkan hal yang sangat positif.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Simak Video: Ariza soal Ekspor Beras ke Arab: Semoga Bisa Ekspor Komoditi Lain

[Gambas:Video 20detik]

Berdasarkan data-data yang dia klaim sudah sangat bagus itu, Syahrul menyatakan Indonesia tidak akan bermasalah bila Vietnam mengurangi ekspor beras. Pasalnya, di Indonesia beras dirasa sangat cukup.

"Iya lah (nggak ada masalah). Kalau cukup makananmu mau beli lagi? Untuk apa," pungkas Syahrul.

Senada dengan Syahrul, Perum Bulog juga menyatakan langkah Vietnam mengurangi kuota ekspor beras tidak akan berpengaruh besar ke Indonesia. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal menyatakan pada dasarnya impor, termasuk dari Vietnam, hanya merupakan salah satu alternatif untuk pemenuhan beras cadangan pemerintah (CBP).

Awaludin menegaskan Bulog akan menjadikan produksi beras lokal dari para petani sebagai sumber utama penyerapan CBP.

"Impor hanya lah salah satu alternatif sumber untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, sumber utama CBP tetap produksi beras dalam negeri yang sampai saat ini Bulog tetap melakukan penyerapan," ungkap Awaludin kepada detikcom.

Bila Indonesia terpaksa impor pun, Awaludin bilang masih banyak sekali negara yang jadi alternatif asal impor beras. Mulai dari Thailand, India, sampai Pakistan.

"Selain Vietnam, ada beberapa negara yang menjadi alternatif asal impor, seperti Thailand, India dan Pakistan," ujar Awaludin.

Data Impor Beras Asal Vietnam
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-November 2022 Indonesia melakukan impor beras 326.450 ton. Impor beras menurut negara asal pada periode tersebut didominasi oleh India dengan volume impor 157.970 ton atau 48,49%.

Kemudian, impor terbesar kedua dilakukan dari Pakistan sebanyak 68.720 ton atau sekitar 21,05%. Kemudian, impor terbanyak berikutnya dilakukan dari Thailand sebanyak 51.580 ton atau sekitar 15,8%.

Nah Vietnam menjadi negara asal beras impor terbanyak keempat. Indonesia pada periode Januari-November 2022 mengimpor 44.340 ton beras asal Vietnam atau mencapai 13,58% dari total jumlah impor beras seluruhnya.

Masih dari data BPS, secara historis dari tahun 2015-2021, Indonesia memang cukup rajin melakukan impor beras dari Vietnam. Paling banyak di tahun 2018 sebanyak 767.180,9 ton.

Rinciannya, beras impor Vietnam di tahun 2015 sebesar 509.374,2 ton, tahun 2016 sebesar 535.577 ton, tahun 2017 sebesar 16.599,9 ton, dan tahun 2018 sebesar 767.180,9 ton.

Kemudian, di tahun 2019 sebesar 33.133,1 ton, tahun 2020 sebesar 88.716,4 ton, dan tahun 2021 sebesar 65.692,9 ton.

Di sisi lain perlu diketahui juga, Perum Bulog sendiri pada awal tahun ini baru saja menyelesaikan impor beras sebanyak 500.000 ton. Paling banyak impor dilakukan dari Vietnam dan Thailand.

(hal/dna)

Hide Ads