Senada, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebutkan bahwa penumpang kereta api memang menginginkan waktu transit kereta lebih cepat. Hal ini untuk mengurangi waktu pergi atau travel time dari para penumpang.
"Jadi kinerja transportasi adalah waktu perjalanan yang cepat itu yang terbaik," katanya kepada detikcom.
Untuk mengatasi hal itu, ada baiknya para pedagang untuk lebih kreatif lagi agar bisa menggaet para pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul jadi bukan moda transportasi yg menyesuaikan pedagang. Transportasi KA (kereta api) adalah fungsi utama sedangkan pedagang adalah pendukung, jangan sampai terbalik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Adanya pemberlakuan grafik perjalanan KA (Gapeka) membuat minat pengunjung datang ke Kampung Sate Maranggi yang berada di samping Stasiun Kereta Api (KA) Plered merosot. pemberlakuan Gapeka 2023 ini selain berpengaruh pada efisiensi waktu perjalanan KA, juga menyebabkan perubahan jadwal keberangkatan, stasiun pemberhentian dan penomoran KA pada sebagian besar KA baik itu KA Jarak Jauh maupun KA Lokal yang beroperasi di wilayah Daop 2 Bandung.
Salah satu kereta yang terdampak adalah kereta api lokal jurusan Garut - Purwakarta. Sesuai jadwal, kereta itu transit di Stasiun Plered hanya sekitar 15 menit. Padahal di jadwal sebelumnya kereta itu bisa transit atau berhenti hingga berjam-jam.
Kondisi ini yang membuat para pelanggan sate Maranggi di Kampung Sate Maranggi Plered, Purwakarta merosot tajam. Padahal biasanya mereka meraup cuan dari pengguna KA yang turun sementara di Stasiun Plered.
"Sangat berdampak, karena kan dulu berhentinya lama bisa berjam-jam jadi bisa istirhat dulu, jalan-jalan para penumpangnya dan banyak banget yang makan sate, kalau sekarang hanya satu dua, itu pun beli satenya yang udah siap, karena waktunya sedikit," ujar Yuri Angraeni dikutip dari detikJabar, Minggu (4/6/2023).
Yuri mengatakan, saat belum ada perubahan jadwal di Stasiun Plered, para pelanggan yang turun dari kereta bisa membeli sate hingga ratusan tusuk. Namun saat ini seiring waktu yang terbatas, mereka tidak mau turun karena ketakutan ketinggalan kereta.
Meski demikian, dirinya tidak meminta adanya perubahan jadwal kereta api kembali, karena itu sudah ditentukan oleh pihak PT KAI. Ia tetap eksis meski alami penurunan pelanggan dari penumpang kereta api.
"Kalau penurunan secara umum adalah 20 persen. Tapi Alhamdulillah tetap rame, yang datang mereka yang sengaja pengen makan di sini," pungkasnya.
(dna/dna)