Vassilis Gkatzelis: Sampoerna Ciptakan Nilai untuk 110 Tahun ke Depan

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Rabu, 14 Jun 2023 13:49 WIB
Foto: dok. HM Sampoerna
Jakarta -

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) akan merayakan hari jadi yang ke-110 pada tahun ini. Sejak 1913, Sampoerna tumbuh bersama dinamika ekonomi sosial di Tanah Air. Di usianya yang ke-110 tahun, Sampoerna senantiasa mewujudkan komitmennya untuk memberikan nilai tambah bagi Indonesia.

Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengatakan usia 110 tahun merupakan kehadiran yang tidak sekadar lama dari segi waktu, akan tetapi juga menegaskan kepercayaan kuat perusahaan pada iklim investasi, usaha, dan perekonomian Indonesia.

Hal ini tidak lepas dari iklim investasi yang baik dan talenta Indonesia yang mampu menjawab tantangan yang beragam. Sampoerna, lanjutnya, selalu menantang diri untuk tidak pernah berhenti memberikan nilai tambah melalui berbagai inovasi.

"Jadi, 110 tahun itu penting, tapi kami juga perlu terus menciptakan nilai untuk 110 tahun ke depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Itu sebabnya kami terus berinovasi, selalu bertanya kepada pemangku kepentingan tentang apa yang diharapkan dari Sampoerna, apa yang dapat kami lakukan untuk menciptakan nilai tambah," katanya.

Menurut pria yang memimpin Sampoerna sejak pertengahan tahun lalu ini, salah satu rahasia Sampoerna bisa bertahan 110 tahun ialah Falsafah Tiga Tangan yang jadi pedoman perusahaan dalam mengambil keputusan agar selalu mempertimbangkan keinginan konsumen dewasa; karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham; serta masyarakat luas.

3 Pilar Menghadirkan Nilai Tambah

Vassilis menuturkan sejak 1913, Sampoerna melakukan investasi berkelanjutan pada semua ekosistem bisnis dan masyarakat luas guna turut menciptakan nilai bagi perekonomian Indonesia. Hal ini akan terus dipertahankan ke depan.

Menurutnya, terdapat 3 pilar penting yang menggariskan komitmen Sampoerna untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Pertama, dari sisi bisnis, Sampoerna berinvestasi untuk jangka panjang dan menciptakan lapangan kerja yang luas di Indonesia.

Sejak 2005, Sampoerna telah berinvestasi senilai US$ 6,3 miliar di Indonesia. "Secara langsung dan tidak langsung, Sampoerna mempekerjakan lebih dari 66.000 orang. Saat pandemi, Sampoerna mampu mempertahankan karyawan dan bahkan meningkatkan penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Sampoerna mengoperasikan 45 fasilitas produksi, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk fasilitas produksi untuk produk tembakau inovatif bebas asap yang dibangun dengan investasi lebih dari US$ 186 juta dan diresmikan pada Januari lalu.

Perusahaan juga bermitra dengan 22.000 petani tembakau dan cengkeh, menggunakan barang dan jasa dari 1.700 pemasok lokal, serta mendukung pelaku UMKM dengan membina 225.000 toko kelontong milik masyarakat melalui program pembinaan Sampoerna Retail Community (SRC).

"Terdapat lebih dari 65 juta pelaku UMKM di Indonesia. Kami selalu berupaya untuk menciptakan nilai ekonomi dan memberdayakan UMKM dalam ekosistem rantai nilai kami," paparnya.

Pilar kedua, kata Vassilis, ialah investasi berkelanjutan pada produk tembakau inovatif bebas asap. Sampoerna berkomitmen kuat untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas merokok dengan memanfaatkan perkembangan sains dan teknologi.

"Bersama Philip Morris International (PMI), Sampoerna memimpin transformasi untuk menawarkan produk inovatif yang lebih baik bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus mengonsumsi produk tembakau atau produk nikotin lainnya," tuturnya.

Pada Januari 2023, Sampoerna telah rampung merealisasikan investasinya untuk membangun fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas produksi yang telah beroperasi sejak kuartal IV 2022 itu ditujukan untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor ke Asia Pasifik. Pabrik produk tembakau inovatif bebas asap ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara dan menjadi yang ketujuh di dunia.

Di samping pembangunan pabrik produk tembakau bebas asap tersebut, Sampoerna juga berkomitmen menciptakan nilai tambah ekonomi melalui berbagai hal lainnya. Mulai dari peningkatan kapasitas riset, penyerapan tenaga kerja terampil, pembelian pasokan tembakau dari petani lokal, pemberdayaan UMKM, hingga peningkatan kinerja ekspor.

Vassilis melanjutkan pilar ketiga ialah komitmen untuk ekspor barang dan jasa. Sampoerna tidak hanya percaya pada ekonomi dan pasar domestik, tapi juga menjadikan Indonesia sebagai hub untuk ekspor produk jadi ke lebih dari 40 destinasi yang tersebar di seluruh dunia.

"Sampoerna juga memanfaatkan keunggulan sumber daya manusia Indonesia dalam memberikan layanan di bidang teknologi, keuangan, digital, hingga personalia, ke 39 negara di dunia. Saat ini, ada 3.000 karyawan Indonesia yang diserap Sampoerna untuk ekspor layanan di berbagai bidang ini," kata Vassilis.

Menurutnya, Indonesia memiliki visi hilirisasi industri dan Sampoerna bekerja pada sisi itu dengan memanfaatkan produk petani tembakau dan cengkih dalam negeri. Indonesia mampu menyediakan nilai produk secara lengkap tidak hanya untuk pasar domestik tetapi juga ekspor.

"Kami sangat bangga dengan investasi kami dan siap mendukung Pemerintah untuk mendorong ekspor danhilirisasi industri yang lebih besar," jelasnya.

Halaman selanjutnya: Produk Bebas Asap

Tonton juga Video: Master Jamban






(anl/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork