Penduduk Produktif RI di 2030 68%, Jokowi: Bisa Jadi Peluang Juga Bencana

Penduduk Produktif RI di 2030 68%, Jokowi: Bisa Jadi Peluang Juga Bencana

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 15 Jun 2023 15:55 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern (Rakornas Wasin) 2023 di Jakarta, Rabu (14/6/2023). Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggelar Rakornas Wasin 2023 bertema Kawal Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Jakarta -

Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi di tahun 2030. Diperkirakan penduduk usia produktif di Indonesia pada tahun tersebut akan mencapai 68,3% dari total seluruh penduduk di Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bonus demografi yang hanya bisa dirasakan 1 kali selama Indonesia berdiri harus dimanfaatkan secara optimal. Menurutnya, bonus demografi dapat menjadi peluang pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain bisa juga menjadi bencana.

"Ini hanya terjadi 1 kali dalam peradaban sebuah negara. Ini bisa jadi peluang, tapi juga jadi bencana kalau kita tak bisa kelolanya," ungkap Jokowi dalam Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Gedung Djakarta Theater, bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, Jokowi membeberkan ada suatu negara di Afrika yang tak mampu mengelola bonus demografi dengan baik justru malah menimbulkan bencana. Dia tidak menyebutkan negaranya, namun menurutnya negara itu mengalami bonus demografi di tahun 2015.

Namun, 7 tahun setelahnya justru bencana yang disebut Jokowi terjadi di negara tersebut. Pengangguran meningkat di negara tersebut hingga 33,6%.

ADVERTISEMENT

"Di sebuah negara di Afrika di 2015 pernah mendapatkan bonus demografi. Tapi, dalam 7 tahun pengangguran justru melonjak, 33,6%. Tak perlu lah saya sebut negara mana tapi saya yakin semua tahu," ungkap Jokowi.

Jokowi juga sempat mewanti-wanti sulitnya mencari kerja di zaman sekarang. Dia menyebutkan banyak lulusan S2 di berbagai negara hanya menjadi tukang sapu.

"Saya baca di berita di negara lain, saking sulitnya cari kerja, lulusan S2 yang seharusnya bisa jadi guru, saat ini jadi tukang sapu. Itu S2," sebut Jokowi.

(hal/das)

Hide Ads