Brunei Sontek RI soal Digitalisasi Pelabuhan

Brunei Sontek RI soal Digitalisasi Pelabuhan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 20 Jun 2023 20:00 WIB
Brunei belajar soal Inaportnet dari Indonesia
Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta -

Maritime and Port Authority of Brunei Darussalam belajar ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan tentang implementasi Maritime Single Window pada Senin(19/6).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting, mengungkapkan bahwa Sidang IMO FAL yang diselenggarakan pada bulan Maret 2023 telah mengadopsi Konvensi FAL yang mewajibkan satu platform untuk pertukaran data di pelabuhan mulai 1 Januari 2024 mendatang.

Presentasi Indonesia pada sidang tersebut telah menarik perhatian sejumlah negara untuk berkunjung ke Indonesia, mempelajari lebih jauh mengenai penerapan Maritime Single Window.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karenanya, kami menyambut baik kedatangan delegasi dari Brunei Darussalam ke Jakarta untuk bertukar pikiran dengan kami terkait implementasi dari Maritime Single Window tersebut. Sekitar minggu lalu kami juga menerima delegasi dari Tanzania dan Zanzibar untuk keperluan yang sama," kata Ginting dalam siaran pers, Selasa (20/6/2023).

Ginting kembali menegaskan komitmen penuh Indonesia terhadap penerapan platform single window untuk standarisasi layanan dan mengurangi beban administrasi.

ADVERTISEMENT

"Kami telah melaksanakan maritime single window dengan mengembangkan Inaportnet sejak tahun 2016 sebagai upaya untuk menghilangkan hambatan dan menurunkan biaya logistik guna meningkatkan kinerja dan daya saing pelabuhan kita," ujar dia.

Inaportnet itu sendiri, terang Ginting, merupakan bagian dari Indonesia National Single Window (INSW) yang merupakan upaya Pemerintah Indonesia dalam memperlancar kegiatan keluar masuk kapal di pelabuhan serta kegiatan bongkar muat barang dan penumpang. Sistem ini juga sangat berpengaruh terhadap lamanya kontainer berada di pelabuhan.

"Indonesia telah membuat capaian yang cukup signifikan dengan sistem yang dibangun melalui Inaportnet maupun sistem yang dibangun oleh kementerian dan institusi terkait dalam rangka mempermudah penyampaian informasi baik oleh pemerintah, operator pelabuhan maupun perusahaan pelayaran nasional dan asing serta komunitas maritim terkait lainnya," kata dia.

Ginting mengungkapkan, bahwa saat ini Indonesia sedang mengimplementasikan Maritime Single Window melalui penerapan Inaportnet di 260 pelabuhan, yang akan membuat seluruh pelabuhan di Indonesia terintegrasi penuh dengan Maritime Single Window.

Pemerintah Indonesia, menurut Ginting sangat berkomitmen dalam perubahan sistem menjadi digitalisasi, yang diharapkan dapat turut mendorong kinerja positif bagi seluruh pelabuhan di tanah air.

Digitalisasi menyeluruh terhadap pelayanan kepelabuhanan ini tentunya dapat terwujud dengan komitmen, kolaborasi serta sinergi yang kuat, baik antar Institusi/Lembaga dan stakeholder terkait, maupun dengan kolaborasi dan kerja sama dengan negara lain.

"Oleh karenanya, saya berharap site visit Maritime and Port Authority Brunei Darussalam ini dapat memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Brunei Darussalam sebagai sesama negara anggota ASEAN di bidang transportasi maritim, serta dapat membuka peluang untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut dengan IMO dan Negara Anggota Lainnya, khususnya terkait maritime single window," imbuh Ginting.

Sebagai informasi, Delegasi Brunei Darussalam berkunjung ke Kantor Pusat Kementerian Perhubungan pada Senin, (19/6) dan akan dilanjutkan dengan site visit ke PT. Pelindo (Perserp) pada hari ini (20/6). Turut hadir menerima kunjungan tersebut adalah perwakilan dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Kepelabuhanan, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Lembaga Nasional Single Window, PT. Pelindo (Persero) dan Bagian Hukum dan KSLN Sesditjen Perhubungan Laut.

(kil/kil)

Hide Ads