Mi Instan Jadi Biang Kerok Angka Stunting di Maluku-Papua Tinggi

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 27 Jun 2023 07:36 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Angka stunting di Indonesia bagian timur menjadi perhatian utama pemerintah. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap beberapa daerah yang angka stuntingnya tinggi di antaranya Maluku dan Papua.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena masyarakat di sana tidak mengutamakan konsumsi yang tinggi gizi, seperti ikan. Masyarakat Papua dan Maluku malah menjual ikannya dan digunakan untuk membeli mi instan.

Hal ini diungkapkan Tito saat sesi dialog dengan kepala daerah di seluruh Indonesia secara daring di acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional. Sesi dialog juga dilakukan bersama Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi dan perwakilan Kementerian Pertania.

"Makanan ikan banyak sekali di Maluku, Papua, tetapi stuntingnya tinggi, kenapa? Karena bosen makan ikan, ikannya dijual kemudian dibelikan mi instan. Bayinya dibelikan mi instan, ya itu kalorinya tidak ada lagi, gizinya nggak ada," katanya dalam acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (26/6/2023).

Tito menyampaikan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, terutama di wilayah timur, pemerintah terus mensosialisasikan gemar makan ikan. Ia meminta agar para orang tua bisa lebih kreatif demi membuat anak-anaknya gemar makan ikan.

"Itu dibuat sedemikian rupa, supaya anak anak suka, mungkin dagingnya dibentuk sedemikian rupa seperti permen mungkin. Jadi, anak anak suka makan ikannya gak bosen cara-caranya itu saja," jelasnya.

Mantan Kapolri itu mengatakan pemerintah juga tengah mensosialisasikan agar masyarakat Indonesia Timur kembali mengutamakan makanan pokok lokal, seperti sagu, singkong, ubi, hingga jagung. Karena komoditas itu dinilai tinggi gizi dan tidak tergantung dengan impor seperti beras.

"Jadi kembali ke makanan pokok itu, sehingga bisa mengurangi ketergantungan demand permintaan beras yang notebennya impor," terangnya.

Untuk menekan angka stunting, pemerintah melalui BUMN menyalurkan bantuan pangan selama 3 bulan ke mulai April, Mei, dan Juni 2023, dengan sasaran penerima sebanyak 1,4 juta (Setiap Periode) Keluarga Risiko Stunting (KRS) berdasarkan data BKKBN. Adapun pangan yang masuk dalam bantuan tersebut, telur ayam dan daging ayam.

Sampai pekan pertama Juni 2023, Holding BUMN Pangan ID FOOD telah menggelar Bantuan Pangan Pemerintah untuk Penanganan Stunting lengkap pada 7 wilayah dari tujuh wilayah yang menjadi target penyaluran.

Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan sampai dengan 4 Juni 2023, Bantuan Pangan Pemerintah untuk Penanganan Stunting sudah tersalurkan lengkap ke 7 wilayah penyaluran, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Barat dan NTT.

Adapun rincian angka realisasi untuk 7 wilayah tersebut adalah sebagai berikut: Banten 64.672 KRS (99,9%), Jawa Barat: 410.281 KRS (99,9 persen), Jawa Tengah: 322.497 KRS (100%), Jawa Timur: 369.722 KRS (98,7%), Sumatera Utara: 101.114 KRS (72,5%), Nusa Tenggara Timur 12.134 (10,7 persen), dan Sulawesi Barat 4.291 (21,1 persen). Adapun angka realisasi bantuan pangan stunting yang telah dicapai ID FOOD mencapai 1.217.100 Keluarga Risiko Stunting (KRS) (84,2%).

"Dari data tersebut, Jateng sudah menembus 100 persen, sementara Jabar, Jateng dan Banten hampir menembus 100%. Ke depan kami akan mengejar realisasi distribusi di tiga provinsi lainnya sesuai jumlah KRS dan tenggat waktu yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas)," ujar Frans dalam keterangannya, Rabu (7/6/2023).

Simak Video 'Jokowi Temukan Anggaran Stunting Dipakai Untuk Perjalanan Dinas':




(ada/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork