Sementara itu, merujuk pada buku yang ditulis oleh Matthew Isaac Cohen, Johanes juga menceritakan bahwa Tionghoa juga turut berperan dalam perkembangan Komedi Stambul, pertunjukan drama yang marak, khususnya di pulau Jawa, pada awal-awal abad ke 20.
Selain aliansi dalam perang dan kontribusi bagi dunia seni, Johanes menjelaskan bahwa orang Tionghoa juga turut berperan dalam pembangunan kebangsaan Indonesia. Menurutnya, pada sekitar tahun 1930-an, berdiri sebuah partai bernama Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang menaruh simpati dan mendukung gerakan nasionalisme Indonesia. Di antara para pendirinya terdapat nama Liem Koen Hian dan Kwee Thiam Tjing, yang menulis sebuah karya kenamaan berjudul Indonesia Dalem Api dan Bara.
"Di kemudian hari, tokoh dari partai ini, Liem Koen Hian, bahkan menjadi salah satu dari empat tokoh Tionghoa yang turut terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain Liem Koen Hian, tokoh lain yang dikenal terlibat dalam BPUPKI adalah Tan Eng Hwa, yang adalah seorang ahli hukum. Sedangkan pasca kemerdekaan, kita mengenal nama-nama Tionghoa, seperti Siauw Giok Tjhan dan ahli hukum terkemuka, Yap Thiam Hien, mewarnai dunia politik dan hukum Indonesia," pungkasnya.
Kembali pada isu ekonomi, Johanes memaparkan bahwa para pebisnis Tionghoa sebenarnya turut berperan dalam masyarakat Nusantara baik semasa era kolonial maupun pasca kemerdekaan. "Pada masa lampau tak sedikit pengusaha Tionghoa yang karena kedermawanannya bersedia memberi bantuan kepada masyarakat lokal," tuturnya.
Menurutnya, Tjong A Fie, pengusaha Tionghoa di Medan yang meninggal dunia di dasawarsa ketiga abad yang lalu, adalah salah satu contohnya. Ia dan saudaranya, Tjong Yong Hian, bukan hanya memberi kontribusi penting bagi perekonomian di Medan dan wilayah Sumatra Utara pada era itu, tetapi juga memberikan sumbangan kepada masyarakat tanpa pandang suku dan agama mereka.
"Seperti dicatat dalam tulisan Pauline van Roosmalen, Tjong bersaudara menyumbangkan uangnya untuk pembangunan sekolah, klenteng, masjid, jembatan, dan rumah sakit. Oleh karenanya ia sangat dihargai oleh masyarakat Medan dari berbagai latar belakang etnis," jelas Johanes.
Baca halaman berikutnya soal berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia..
Simak Video "Kepala Bappenas: Hindari Middle Income Trap, Ekonomi RI Harus Tumbuh 6%"
[Gambas:Video 20detik]