Pesan singkat berisi tawaran pekerjaan paruh waktu atau freelance via WhatsApp marak berseliweran. Cuma harus waspada karena mayoritas pesan tersebut merupakan modus penipuan.
Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya menilai kondisi ini tidak terlepas dari kebocoran data kependudukan. Akibatnya, pesan-pesan tersebut pun bisa menyasar sejumlah nomor telepon, bahkan dalam jumlah banyak hingga menyebabkan spam.
"Ini merupakan tindak scam karena kebocoran data. Di mana scam ini bisa terjadi karena mudahnya monetisasi atas hasil kejahatannya. Karena mereka memanfaatkan banyaknya data kependudukan yang bocor sehingga dipakai bikin KTP bodong," kata Alfons kepafa detikcom, ditulis Kamis (29/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk memanfaatkan kontak dalam menjaring korban, data ini juga dipakai untuk membuat KTP bodong yang memudahkan para pelaku kejahatan ini untuk membuka banyak rekening baru.
"Ini dipakai untuk menampung hasil kejahatan. Jadi tiap kali dipakai nampung hasil kejahatan, ditarik terus ditinggal. Sangking banyaknya datanya," imbuhnya.
Kondisi inilah yang menurutnya menjadi salah satu latar belakang semakin maraknya penipuan online. Adapun saat ini, yang tengah marak ialah penipuan berkedok lowongan kerja (loker) freelance untuk jasa like and subscribe akun media sosial.
"Pada dasarnya mereka memanfaatkan, satu, sekarang kan banyak yang di-PHK. Lalu kedua, orang cari kerja mudah, like dan subscribe, lalu dibuat percaya dengan sistemnya. Padahal sistemnya boong-boongan. Mereka akan bikin sistemnya, jadi orang yang kerja itu seakan-akan bener dia ada di dalam satu sistem. Kalau dia mau tarik uangnya, bisa sistemnya otomatis transfer dananya. Sehingga dia percaya," terangnya.