Beberapa waktu belakangan masyarakat diresahkan dengan pesan singkat via aplikasi WhatsApp yang menawarkan pekerjaan paruh waktu alias freelance. Usut punya usut, pesan yang masuk dalam jumlah banyak itu merupakan penipuan berkedok lowongan pekerjaan (loker).
Dari sejumlah kasus penipuan berkedok lowongan pekerjaan yang terjadi, rata-rata memiliki kesamaan yaitu menawarkan freelance pekerjaan-pekerjaan mudah yang bisa dilakukan hanya lewat ponsel.
1. Sederet Modus Loker Bodong
Salah satunya yakni kejadian yang menimpa @Giarsyahsyifa pada Mei lalu. Ia mengaku kena tipu dan kehilangan uangnya hingga Rp 21 juta. Ia menerima pesan yang mengatasnamakan salah satu perusahaan media partner iklan dan pemasaran yang memiliki cabang di AS, Kanada, dan beberapa negara lainnya. Pekerjaan yang ditawarkan adalah meningkatkan performa video di YouTube dengan memberikan like dan subscribe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirincikannya, ada 20 tugas like dan subscribe setiap harinya dan setiap menyelesaikan tiga tugas akan mendapat bonus Rp 15.000 yang dibayarkan langsung ke rekening bank. Setelah mengiyakan, korban pun langsung diundang ke grup Telegram yang berisikan sekitar 300 anggota. Setelah mengerjakan beberapa tugas, korban benar-benar mendapatkan bonus. Hingga akhirnya, lewat tugas yang diberi nama 'tugas peningkatan', ia diminta menaikkan transaction rate di situs kripto dengan cara deposit.
Deposit tersebut akan diberikan bersamaan dengan reward yang didapat pada akhir nanti. Nominalnya pun boleh memilih, mulai dari Rp 300-500 ribu dengan reward 20%. Korban mengaku telah melakukan deposit mulai dari Rp 2,5-14,7 juta. Akan tetapi, setelah melakukan deposit Rp 14,7 juta, korban diminta untuk deposit lagi sebesar Rp 30 juta sebagai 'tugas akhir' sebelum mengambil hasil deposit dan bonus. Jika tidak ada deposit, maka uang yang telah didepositkan tidak akan bisa diambil.
Selain itu, ada pula modus tawaran kerja ini mencatut nama situs pencarian kerja Jobstreet. Di pesan tersebut, pengirim tawaran kerja juga tak menyebutkan siapa namanya. Hanya menyebutkan dia merupakan bagian HR dari Jobstreet. Pesan itu datang secara acak dan tiba-tiba.
Pekerjaan yang dijanjikan pun terbilang mudah, seperti mengklik favorit pada salah satu produk yang diunggah di lapak online e-commerce. Setelah mengklik favorit orang yang ditawari pekerjaan hanya perlu memberikan tangkapan layar lalu uang akan diberikan. Untuk tugas yang diklaim menjadi yang pertama dari pihak yang menawari kerja itu akan digaji senilai Rp 30.000.
Seolah tak kehabisan akal, hingga saat ini penipuan berkedok lowongan pekerjaan lewat pesan WA masih terus terjadi. Bahkan, kini para pelaku melakukan aksi yang lebih gencar dengan mengirimkan pesan berkali-kali hingga spam. Seperti halnya yang dialami Rangga pada akhir bulan Juni ini. Ia dikirimi sekitar empat pesan dalam sehari. Pesan tersebut mengatasnamakan perusahaan yang berbeda-beda, namun dengan isi pesan yang sama.
Kemnaker dan Satgas Investasi buka suara di halaman berikutnya.