RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas, tapi PR-nya Masih Banyak!

RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas, tapi PR-nya Masih Banyak!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 04 Jul 2023 06:29 WIB
Inilah Makanan Termahal yang Dibeli Netizen Setelah Gajian
Foto: Ilustrasi iStock/Twitter
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia kini sudah naik kelas. Jokowi mengatakan Indonesia naik kelas dari awalnya negara dengan penghasilan menengah ke bawah atau lower middle income country menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas atau upper middle income country.

Hal itu sesuai dengan data Bank Dunia terbaru per Juli 2023. Jokowi meyakini Indonesia bisa naik kelas karena buah dari pemilihan ekonomi yang cepat pasca pandemi COVID-19 yang membuat ekonomi merana sejak 2020.

"Bank Dunia per Juli 2023 kembali memasukkan Indonesia, dalam growth upper middle income countries ini proses pemulihan yang cepat setelah kita turun ke growth lower middle income countries di tahun 2020 karena pandemi," ungkap Jokowi dalam rapat yang dilakukan Senin (3/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman resmi Bank Dunia, dalam klasifikasi terbaru pendapatan per kapita di Indonesia pada 2022 berada di level US$ 4.580. Jumlah itu masuk ke dalam kategori negara upper middle income country yang klasifikasi pendapatan per kapitanya mulai dari US$ 4.256-13.025.

Upper middle income country hanya satu level di bawah klasifikasi high income country alias negara berpenghasilan tinggi yang juga biasa disebut sebagai negara maju. Klasifikasi high income country pendapatan per kapitanya sebesar US$ 13.205 ke atas.

ADVERTISEMENT

Sementara itu klasifikasi yang berada satu level lebih rendah dari Indonesia saat ini adalah lower middle income country alias negara berpenghasilan menengah ke bawah. Pendapatan per kapitanya di rentang US$ 1.086- US$ 4.255.

Adapun klasifikasi paling rendah adalah low income country atau negara berpenghasilan rendah yang pendapatan per kapitanya di bawah US$ 1.085.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menambahkan capaian peningkatan kelas itu diraih Indonesia di tengah berbagai tekanan dan ketidakpastian global.

"Indonesia berhasil naik menjadi upper-middle income country, bahkan di saat ambang batas klasifikasinya naik mengikuti kenaikan inflasi global," kata Febrio dalam keterangannya.

Febrio menilai, kembalinya Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah atas tidak terlepas dari efektivitas penanganan pandemi, pelaksanaan Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), serta transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA).

Berbagai instrumen APBN melalui program PC-PEN 2020-2022 berperan penting dalam memberikan bantalan kebijakan di masa krisis pandemi serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Di sisi lain, dampak signifikan kebijakan hilirisasi SDA telah mendongkrak kinerja ekspor dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia. Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu pulih cepat dan kuat.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kualitas pemulihan perekonomian. Ini ditunjukkan dengan penurunan tingkat kemiskinan kembali menjadi satu digit di 2021 dan konsistensi penurunan tingkat pengangguran yang terus mendekati level prapandemi," lanjut Febrio.

Masih Banyak PR

Tonton juga Video: Dua Jempol dari Jokowi saat RI Hattrick Juara Umum ASEAN Para Games

[Gambas:Video 20detik]




Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut pemerintah masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) besar meskipun kondisi ekonomi Indonesia naik kelas.

Misalnya terkait pemerataan ekonomi hingga kemiskinan ekstrem. Nailul berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pendapatan per kapita saja. Apalagi masalah kemiskinan ekstrem di Indonesia juga belum terselesaikan.

"Tapi memang kita harus memikirkan juga nih, masih banyak sekali PR-nya, apa? PR-nya kalau kita bisa bilang ini hanya satu sisi, hanya dari PDB per kapita. Kalau kita lihat dari data kesejahteraan lainnya masih sangat belum membaik, baik kemiskinan, masih banyak kemiskinan ekstrem kan," beber Nailul Huda ketika dihubungi detikcom.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menyebut kembalinya Indonesia menjadi upper middle income country tak lepas dari sumbangsih pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, yang jadi sorotan Tauhid adalah jika Indonesia ingin naik level lagi maka tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%. Pemerintah sendiri punya target bisa jadi negara maju atau berpendapatan tinggi di tahun 2045.

"Kalau kita lihat misalnya pertumbuhan ekonomi kita memang konstan di 5%, lama kelamaan tercapai juga. Tapi untuk sampai misalnya angka tertentu, misalnya batasan middle income tadi, maka kalau hanya naik 5% untuk keluar dari middle income trap butuh waktu jauh lebih lama," ujar Tauhid kepada detikcom.

Kembali ke Febrio, dia sendiri mengakui PR Indonesia masih besar untuk bisa menjadi negara maju di tahun 2045. Menurutnya, pemerintah harus menggenjot pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kisaran 6-7% secara konsisten.

"Dalam jangka menengah-panjang, pemerintah terus mengarahkan reformasi struktural dalam rangka mendukung dan mempercepat transformasi ekonomi untuk membangun sektor-sektor yang bernilai tambah tinggi, inklusif, dan ramah lingkungan," kata Febrio.


Hide Ads