6 dari 9 Sembako Masih Diimpor, RI Darurat Pangan?

6 dari 9 Sembako Masih Diimpor, RI Darurat Pangan?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 05 Jul 2023 10:39 WIB
Pemerintah berencana impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka-bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras impor yang belum terpakai.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama

Ketergantungan Pangan RI untuk Kedelai

Kementerian Pertanian menyatakan produksi kedelai dalam negeri hanya mampu menutupi tak sampai 10% dari total kebutuhan nasional pada 2022. Estimasi tahun lalu produksi lokal hanya 200.315 ton, sementara kebutuhan 2.983.511 ton.

Ketergantungan Pangan RI untuk Beras

Beras adalah komoditas pangan utama, sekaligus komoditas politis. Ketersediaannya selalu bikin gaduh ruang publik, meskipun hal ini memang wajar karena banyak yang tidak terima dengan luas daratan, yang cocok untuk pertanian padi, dan buruh murah namun produksi padi loyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produktivitas tanaman padi Indonesia masih jauh dari ideal, akibatnya cadangan stok beras nasional sangat bergantung pada produksi di empat negara, India, Thailand, Vietnam dan Pakistan.

Ketergantungan Pangan RI untuk Jagung

Indonesia sudah bertahun-tahun defisit jagung. Analisis kinerja perdagangan jagung Indonesia tahun 2020 dari Kementerian Pertanian menunjukkan, Indonesia hanya bergantung pada impor jagung pipilan kering sebesar 2,90% (IDR) dan nilai SSR sebesar 97,31%.

ADVERTISEMENT

Ini menunjukkan, Indonesia sudah bisa mencukupi kebutuhan jagung dalam negeri dengan proporsi yang cukup besar dari produksi sendiri. Tapi, jagung bentuk pipilan kering Indonesia belum memiliki keunggulan komparatif.

Pergerakan Inflasi Makanan RI Pasca Perang Rusia-Ukraina

Semakin mahalnya harga-harga kebutuhan pangan di pasar internasional membuat ada konsekuensi serius terhadap fundamental ekonomi nasional. Salah satunya adalah beban berat bagi pengeluaran rumah tangga di Indonesia, yang semakin kesini semakin terbebani oleh inflasi harga pangan.

Berdasarkan data BPS 2022, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Indonesia sebesar Rp 1,33 juta, yang mana mana porsi untuk makanan mendominasi, yakin makanan Rp 666 ribu (50,1%) dan non makanan Rp 662 ribu (49,9%). Tahun lalu untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, porsi pengeluaran makanan melampaui non makanan setiap bulannya, membuat tekanan terhadap inflasi makin besar.

Level Ketahanan Pangan Indonesia

Di Asia dan Pasifik, Indonesia menempati urutan ke-10 dengan skor total 67.9. Dari empat indikator, tampak ada tiga indikator yang masih kurang memuaskan, yakni Availability atau akses pangan (50.9), Quality and Safety atau level kualitas dan keamanan pangan (56.2) dan Sustainability and Adaptation Atau isu keberlanjutan dan adaptasi perubahan iklim (46.3).

Artinya, titik paling lemah bagi Indonesia dalam hal pangan adalah mengantisipasi perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional. Di level dunia, Indonesia menempati posisi 63 dari 113 negara.


(ara/ara)

Hide Ads