Hong Kong Mau Setop Impor Hasil Laut Jepang, Takut Radiasi Nuklir

Hong Kong Mau Setop Impor Hasil Laut Jepang, Takut Radiasi Nuklir

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 14 Jul 2023 09:10 WIB
Tsukiji Fish Market merupakan pasar ikan terbesar di Jepang, bahkan Dunia. Ada sejak tahun 1935 dan memiliki dua area, di dalam dan luar pasar yang tak terlalu jauh dari pusat kota Tokyo.
(Ilustrasi) Tsukiji Fish Market pasar ikan terbesar di Jepang/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Hong Kong akan melakukan langkah ekstrem untuk melarang impor makanan laut dari Jepang. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran langkah Jepang yang mau membuang limbah radioaktif dari pembangkit listrik nuklir Fukushima ke laut.

Selama ini Hong Kong merupakan importir ikan segar terbesar dari Jepang. Setidaknya, Hong Kong berencana melarang ikan untuk diimpor dari 10 prefektur di Jepang.

Adapun 10 prefektur Jepang yang ikan dan olahan lautnya dilarang diekspor ke Hong Kong adalah Tokyo, Fukushima, Chiba, Tochigi, Ibaraki, Gumma, Miyagi, Niigata, Nagano, dan Saitama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir CNN, Jumat (14/7/2023), Tse Chin-wan, Sekretaris Kota Untuk Lingkungan dan Ekologi mengatakan, larangan itu akan mencakup semua produk hidup, beku, didinginkan, dikeringkan, atau yang diawetkan dengan cara lain. Larangan impor juga berlaku untuk produk garam laut dan rumput laut.

Makanan Jepang sangat populer di Hong Kong, yang memiliki lebih dari 2.000 restoran Jepang. Hong Kong membeli makanan laut US$ 536 juta atau Rp 7,9 triliun (kurs Rp 14.900) dari Jepang pada 2022. Besaran translasi itu menjadikan Hong Kong sebagai pasar ekspor perikanan terbesar kedua Jepang setelah China.

ADVERTISEMENT

Larangan ini dilakukan pemerintah Hong Kong kurang dari seminggu setelah China mengumumkan larangan serupa dengan alasan yang sama. Beberapa negara tetangga Jepang, termasuk Korea Selatan, telah menyatakan keprihatinan meskipun ada jaminan dari pemerintah Jepang dan Badan Energi Atom Internasional (The International Atomic Energy Agency/IAEA) bahwa pelepasan air limbah radioaktif yang diolah akan memiliki dampak yang tidak signifikan pada lingkungan.

IAEA bersikeras pembuangan air radioaktif yang direncanakan Jepang itu aman, memenuhi standar internasional, dan sesuai dengan apa yang dilakukan pembangkit nuklir di seluruh dunia, termasuk yang ada di Amerika Serikat (AS). Air terkontaminasi yang diolah akan sangat encer dan dilepaskan secara bertahap ke Samudera Pasifik selama bertahun-tahun.

Langkah ini diperlukan untuk akhirnya menonaktifkan pembangkit nuklir Fukushima, yang mengalami kerusakan besar pada 2011 setelah gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan Jepang. Pemerintah Jepang mengatakan pelepasan air limbah akan dimulai musim panas ini, meski belum menentukan tanggalnya.

Seorang juru bicara pemerintah Hong Kong mengatakan, setelah mempelajari laporan IAEA, para pejabat menyimpulkan tetap tidak ada jaminan pada sistem pemurnian air radioaktif yang dilakukan Jepang. Artinya, risiko potensial terhadap keamanan pangan dan ekologi laut tetap lah besar.

Bukan cuma olahan laut, Hong Kong juga bakal melakukan pembatasan dan larangan impor pada buah, produk susu, dan daging dari Fukushima dan empat prefektur lainnya.

Tse tidak mengatakan berapa lama potensi larangan itu bisa bertahan. Namun, Tse dan pejabat Hong Kong lainnya memastikan telah bertemu dengan Konsulat Jenderal Jepang di kota tersebut sesaat sebelum mengumumkan rencana larangan tersebut.

(hal/ara)

Hide Ads