Proses evakuasi kerangka kapal layar motor (KLM) Sagam Berkah yang karam pada Mei 2023 di Pelabuhan Sunda Kelapa menghadapi sejumlah kendala. Kondisi ini pun berimbas pada 260 anak buah kapal (ABK) hingga kesulitan memperoleh penghasilan.
KLM Sagam Berkah kebakaran dan karam pada Mei 2023 lalu. Namun hingga pekan ini, bangkai kapal dengan berat kotor 245 GT tersebut belum juga diangkat dari perairan sehingga mengganggu aktivitas pelayaran dan bongkar muat barang selama tiga bulan terakhir.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sunda Kelapa, Aries Wibowo membenarkan kondisi bangkai kapal pengangkut semen tersebut yang masih terendam. Sebagian badan kapal pun menghalangi alur keluar masuk kolam terminal Pelra sejak 4 Mei 2023. Atas kondisi ini, pihaknya berkomitmen untuk mendorong percepatan penyelesaian masalah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai tindak lanjut, DPC Pelra dan pemilik kapal telah melakukan upaya pengapungan dan penyingkiran kerangka kapal melalui pemompaan secara manual. Namun, terjadi kebocoran kembali yang menyebabkan proses ini belum berhasil dilaksanakan.
"Hal ini menyebabkan kapal KLM lainnya yang berada di dalam Pelra tidak dapat melewati alur yang terhalang tersebut. Sebagai alternatif, kegiatan kapal KLM yang lain dialihkan ke Dermaga Pelnas," kata Aries dalam keterangan tertulis, Minggu (16/7/2023) kemarin.
KSOP juga telah melaksanakan rapat koordinasi bersama pemilik kapal, DPC Pelra, dan Pelindo pada Mei lalu. Mengingat masih terdapat muatan semen di dalam kapal yang sulit untuk dievakuasi, diputuskan bahwa pemilik kapal bersama DPC Pelra akan melakukan pembongkaran semen secara bertahap sambil terus melakukan upaya pemompaan air dan penarikan menggunakan Tug Boat.
Lalu pada 13 Juni lalu, para pihak juga telah melakukan rapat evaluasi dan koordinasi. Dalam rapat tersebut, pemilik kapal diminta untuk segera melakukan penyingkiran kerangka kapal, dibantu oleh DPC Pelra. Pada 16 Juni lalu, juga telah dilakukan monitoring lapangan terhadap progres kegiatan penyingkiran kerangka kapal tersebut.
Melihat evakuasi yang belum berhasil, pada 7 Juli kemarin KSOP pun meminta kepastian apakah kegiatan salvage telah menggunakan tenaga yang profesional dan ahli. Aries menambahkan, KSOP juga telah memerintahkan untuk percepatan evakuasi. Atas kondisi ini, sejak 13 Juli perusahaan salvage pun sudah memulai pengerjaan pengangkatan kerangka kapal.
"Kami berterima kasih atas kerja sama dan upaya semua pihak yang terlibat dalam menangani kecelakaan kebakaran Kapal KLM Sagam Berkah. Kami akan terus mendorong upaya penyingkiran kerangka kapal secepat mungkin," kata Aries.
"Dan sementara itu, kegiatan kapal KLM lainnya tetap berjalan dengan baik, meskipun masih ada beberapa kapal KLM yang terjebak dan belum dapat melewati alur yang terhalang oleh kerangka KLM Sagam Berkah," tutupnya.
Aries mengatakan, KSOP akan terus mengawal dan melaporkan informasi terkini berkenaan dengan perkembangan penyingkiran kerangka kapal KLM Sagam Berkah. Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap memperhatikan keselamatan dan terus berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan di area terdampak.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya diberitakan penghasilan 260 anak buah kapal (ABK) terdampak akibat bangkai kapal KLM Sagam Berkah. Aktivitas pelayaran dan bongkar muat barang menjadi terganggu, sehingga dalam tiga bulan terakhir pemasukan ABK jadi tak pasti.
"Ada sekitar 260 ABK yang kena. Kalau kapal ada sekitar kurang lebih 50 kapal yang nggak bisa berlayar," ungkap salah satu Nahkoda Kapal KLM Mitra Buana, Abdul Majid, dikutip dari detikNews.
(ara/ara)