Pemerintah India berencana untuk melarang ekspor semua jenis beras non-Basmati. Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan gejolak harga yang terjadi di negara tersebut.
Mengutip Bloomberg, Senin (17/7/2023) menurut sumber, saat ini India sedang khawatir kenaikan harga beras di dalam negeri akan memicu naiknya angka inflasi. Oleh sebab itu kebutuhan dalam negeri harus diutamakan agar harga bisa tetap terkendali.
Langkah ini diyakini bisa menurunkan harga komoditas di dalam negeri. Namun ada risiko harga di dunia melambung. Harga beras eceran di New Delhi telah naik sekitar 15% tahun ini sementara harga rata-rata nasional naik 8%, menurut data dari kementerian pangan.
Sampai saat ini Kementerian Industri Pengolahan Makanan India, Kementerian Perdagangan India dan Kementerian Keuangan India belum memberikan konfirmasi lebih lanjut akan kabar tersebut.
Saham perusahaan produsen beras India jatuh karena munculnya berita terkait larangan ekspor tersebut. Misalnya saham KRBL Ltd., perusahaan beras terbesar di negara itu, merosot sebanyak 3,7%. Kemudian saham Chaman Lal Setia Exports Ltd turun 1,4%, Kohinoor Foods Ltd turun 2,9% sementara LT Foods Ltd anjlok 4,4%.
Sebelumnya, larangan ekspor juga telah dilakukan India tahun lalu, di mana negara itu melarang ekspor beras pecah dan mengenakan bea 20% untuk pengiriman beras putih dan merah setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Ini Negara yang Terdampak dari Larangan Ekspor Beras India
India merupakan negara yang memasok beras ke lebih dari 100 negara, termasuk Benin, Chia, Senegal, Pantai Gading, dan Togo di antara pelanggan terbesar. Selain itu, Indonesia dan Filipina juga tengah gencar melakukan impor beras dari India karena ancaman El Nino.
(ada/kil)