Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair selesai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia meninggalkan gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekitar pukul 16.20 WIB.
Airlangga mengatakan pertemuan keduanya membicarakan tentang beberapa hal, di antaranya terkait digitalisasi atau perkembangan Artificial Intelligence (AI). Terkait hal itu disebut menjadi perhatian utama Tony Blair.
"Yang menjadi perhatian utama sir Tony Blair adalah digitalisasi, di mana digitalisasi ini akan terjadi transformasi atau revolusi AI, di mana dengan revolusi ini kita harus mempersiapkan," kata Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2023).
Dengan perkembangan saat ini, pemerintah dan anak-anak muda harus bisa menyiapkan diri. Pasalnya perkembangan teknologi akan sangat berubah cepat dan penting untuk menyesuaikan kemampuan adaptasi.
"Berdasarkan analoginya, kalau kendaraan dipencet gas di era analog dari 50 kita gas menjadi 60, dari 60 menjadi 70 km/jam. Tapi AI sekali gas diinjak itu langsung 500 mil/jam, jadi sangat berbeda. oleh karena itu pemerintah harus menyiapkan diri," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyampaikan terkait program pemerintah yang sedang berjalan salah satunya Kartu Prakerja. Hal itu mendapat kesan positif dari Tony Blair termasuk upaya Indonesia melakukan e-government.
"Sir Tony Blair mengapresiasi upaya Indonesia melakukan e-government. Nah ini kan sekarang sedang disiapkan e-government dengan berbagai kementerian dan diharapkan kita punya agility, keluasan untuk bisa mengikuti," ucap Airlangga.
Terkait pemerintah yang punya data besar usai penanganan COVID-19, kata Airlangga, Tony Blair mengingatkan bahwa ke depan hal itu penting untuk revolusi sains.
"Itu kita punya basis jumlah penduduk yang besar sehingga kalau data kita bisa terintegrasi dan bisa digunakan untuk AI, maka pengembangan-pengembangan medicine dan pengobatan itu bisa direvolusi sehingga clinical trial bisa dipercepat. Ini juga menjadi pembahasan dengan sir Tony Blair," beber Airlangga.
Saat ditanya apakah ada kesepakatan konkret terkait pertemuan keduanya, Airlangga menyebut terkait itu nantinya akan ditindaklanjuti oleh Tony Blair Institute.
(ada/rrd)