Serangan Antraknosa Berisiko Bikin Petani Cabai Rugi, Ini Jurus Kementan

Serangan Antraknosa Berisiko Bikin Petani Cabai Rugi, Ini Jurus Kementan

Erika Dyah - detikFinance
Selasa, 25 Jul 2023 10:42 WIB
Kementan
Foto: Dok. Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian fokus menghadapi salah satu kemungkinan dampak El Nino, yakni serangan antraknosa. Antraknosa atau yang akrab dikenal dengan hama patek diketahui menjadi momok bagi petani cabai.

Serangan yang ditimbulkan oleh hama ini berisiko membuat petani gagal panen. Pasalnya, cabai yang siap panen bisa membusuk hingga menurun produksinya.

"Kita memang sedang menghadapi El Nino. Kondisi ini memicu serangan patek atau antraknosa. Hama ini jelas merugikan petani di mana serangannya bisa mencapai 90 persen utamanya di musim penghujan. Hasil produksi tanaman cabai yang diserang bisa menurun drastis. Meskipun demikian, kami menyiapkan berbagai langkah preventif," terang Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (24/7/2023).

Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra melaporkan sejumlah lahan cabai di Bulukumba kini terserang antraknosa. Ditjen Hortikultura berkoordinasi dengan BPTPH Sulawesi Selatan dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Bulukumba untuk mengecek kondisi terkini.

"Saat ini kami tengah mengecek kondisi terkini. Kalau memang serangannya level awas, kami akan langsung memberikan tindakan," tutur Jekvy.

Jekvy menyebut gerakan pengendalian hama menggunakan agens pengendali hayati Trichoderma diselingi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Adapun upaya pengendalian agen hayati ini diaplikasikan setiap 2-3 hari sekali.

"Alhamdulillah di Bulukumba ini sudah ada klinik PHT. Semoga produksi agens pengendali hayati bisa kita gunakan untuk mengurangi serangan patek sekaligus mengurangi penggunaan pestisida kimia," terangnya.

Jekvy menjelaskan bantuan ini merupakan stimulan yang diharapkan berfungsi mengubah mindset petani. Dengan demikian, petani dapat beralih dari budi daya konvensional berbahan kimia ke budi daya ramah lingkungan.

"Tentunya dengan mengaplikasikan agens hayati dan pestisida nabati, kita bisa terhindar dari berbagai macam penyakit. Yah mau dibawa kemana generasi ini kalau terlalu banyak nelan zat kimia? Kami tidak ingin anak bangsa kita nantinya sakit-sakitan," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba Muh. Thaiyeb Manangkasi meminta koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah lebih intensif lagi dalam melakukan gerakan pengendalian OPT ramah lingkungan. Salah satunya, dengan membangun lebih banyak klinik dan mengedukasi petani dalam menggunakan bahan pengendalian OPT ramah lingkungan dan terus menyebarluaskannya.

"Saya mewakili masyarakat Bulukumba berterima kasih sekali kepada Ditjen Hortikultura Kementan yang telah memfasilitasi Gerdal, bantuan bibit jeruk dan pembangunan klinik PHT di kelompok tani. Mengantisipasi banyaknya serangan OPT, kami mohon Ditjen Hortikultura menambahkan lagi klinik PHT di Kab. Bulukumba," papar Thaiyeb.

"Kami juga berharap penerapan budi daya cabai ramah lingkungan di Kabupaten Bulukumba dapat meningkat sehingga petani sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan pestisida kimia," pungkasnya.


(akn/ega)

Hide Ads