PTPN sebagai holding BUMN Perkebunan membentuk perusahaan khusus pengelola bisnis kelapa sawit bernama PalmCo. Konsolidasi dilakukan terhadap PTPN III, IV, V, VI dan XIII yang bertujuan untuk memperkuat peran PTPN dalam perekonomian nasional.
"Nanti Palm Co bekerja sama dengan lahan-lahan sawit di PTPN lain. Sekarang luas kelapa sawit PTPN Group secara total sekitar 600 ribu hektare. Nanti dalam lima tahun akan bertambah menjadi 650 hektare, dalam 10 tahun 700 ribu hektare," ujar Direktur Utama PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani dalam Blakblakan detikcom, Selasa (4/7/2023).
Ia menambahkan proyek strategis nasional ini juga akan membantu rehabilitasi dan peremajaan sawit milik rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam proyek strategis nasional, rehabilitasi dan peremajaan bukan hanya dilakukan di kebun milik PTPN sendiri, kita juga akan merehabilitasi, melakukan peremajaan sawit milik rakyat," imbuhnya.
Baca juga: Transformasi Bawa Produktivitas PTPN Meroket |
Kehadiran PalmCo diyakini mampu meningkatkan pendapatan petani menjadi lebih tinggi karena kemampuannya menyerap produksi petani akan semakin besar. Kemitraan ini mempermudah hilirisasi komoditas sawit, sehingga mendukung pasokan minyak goreng dalam negeri lebih terjaga.
Aksi korporasi ini akan menjadi peluang baru petani sawit yang selama ini menjadi pemasok Tandan Buah Segar (TBS) ke pabrik-pabrik kelapa sawit PTPN, untuk dipusatkan ke PalmCo. Dari skala industri, PalmCo akan memiliki kemampuan mengolah sawit rakyat dan sawit dari kebun sendiri tanpa harus menjual minyak sawit mentah ke pabrik swasta.
Hubungan kemitraan yang semakin kuat juga akan memperbesar peran perusahaan mengedukasi petani. Hasilnya, kerja sama yang berkesinambungan dapat dikelola dalam jangka panjang.
Ketersediaan bahan baku, baik dari sisi kualitas maupun kepastian produksi dapat lebih terjamin. PTPN mencoba menunjukkan Indonesia sebagai negara agraris juga memiliki competitive advantage dibandingkan negara industri.
Abdul Ghani menambahkan PTPN fokus pada peningkatan kinerja di sektor energi dan pangan. Ada dua komoditas yang menjadi fokus utama untuk ditingkatkan, yakni kelapa sawit dan tebu.
PTPN pun ikut dalam membantu mendukung program prioritas nasional, yaitu hilirisasi dan swasembada pangan. Pertama, perusahaan akan menghilirisasi CPO menjadi olein yang merupakan produk hasil rafinasi atau fraksinasi Crude Palm Oil (CPO) untuk minyak goreng.
Ia mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghasilkan olein dalam lima tahun mendatang mencapai 1,8 juta ton atau 40% dari kebutuhan nasional.
"Jadi program restrukturisasi perusahaan kami dimasukkan ke dalam Program Strategis Nasional. Salah satunya dalam lima tahun ke depan yang tadinya CPO dijual dalam bentuk CPO, selanjutnya akan dihilirisasi menjadi olein. Dalam waktu lima tahun akan dihasilkan 1,8 juta ton olein, cukup untuk memenuhi kebutuhan 40%," katanya.
(anl/ega)