PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) melakukan transformasi melalui pembentukan tiga sub-holding, yakni PalmCo, SugarCo, & SupportingCo. Upaya transformasi ini memberi dampak peningkatan produktivitas PTPN naik signifikan.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan sebelum melakukan transformasi, PTPN berada di 'jurang kerugian'. Hal itu terlihat dari kewajiban membayar bunga utang sebesar Rp 4 triliun setiap tahunnya karena besaran utang yang mencapai Rp 40 triliun.
"Dari tahun 2015-2020 kerugiannya sekitar Rp 5,7 triliun," kata Ghani saat wawancara dengan detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerugian tersebut memaksa PTPN untuk melakukan transformasi. Abdul Ghani mengatakan langkah yang dilakukan yakni memperkuat sinergitas dan pooling power.
"Kita harus melakukan transformasi PTPN. Pertama sinergitas dan pooling power. Pak Menteri (BUMN Erick Thohir) memberikan kewenangan luar biasa," jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun turut melakukan pemetaan agar proses transformasi bisa dilakukan secara maksimal. Menurutnya, upaya tersebut pun mendapatkan dukungan yang cukup baik dari Menteri BUMN Erick Thohir
"Pertama yang saya lakukan, adalah pemetaan. Saya identifikasi, beberapa direktur saya ganti. Didukung oleh Erick Thohir struktur direksi saya ubah jadi lebih ringkas," jelasnya.
Menurutnya, kewenangan yang dipegang oleh Holding Perkebunan juga memberikan efek positif terhadap transformasi yang dijalankan oleh PTPN.
"Kita minta seluruh kewenangan diserahkan ke holding. Ketika kewenangan strategik seperti pengadaan, pemasaran, dan isu-isu strategis kita ambil dan itu luar biasa hasilnya," ungkapnya.
"Arahnya transformasi, tujuannya pertama perbaikan tata kelola. Ketika menjadi semakin baik maka ada dampak operasional dan finansial," sambungnya.
Upaya yang dijalankan membuahkan hasil. Hal itu terlihat ketika PTPN membukukan net profit Rp 6 triliun. Angka ini tumbuh 30% dari tahun 2021 sebesar Rp 4,6 triliun. Di samping itu, PTPN memproduksi 6 ton CPO, di mana perusahaan terbaik di dunia hanya memproduksi 4,5 ton.
"PTPN III Medan itu 6 ton CPO-nya. CPO Indonesia. Kalau perusahaan terbaik di dunia itu cuma 4,5 ton," ungkapnya.
Tak hanya itu, upaya transformasi yang dilakukan juga membawa PTPN meraih penghargaan di ajang Anugerah BUMN 2023. Adapun kategori yang raih yakni Transformasi Organisasi Terbaik dan The Best CEO dengan Talent Development Terbaik.
Ia mengatakan upaya transformasi yang dilakukan oleh PTPN tidak terlepas dari dukungan para pemegang saham. Menurutnya, tanpa dukungan tersebut transformasi bakal sulit untuk dilakukan.
"Kemudian mengurangi cost-cost tidak penting sampai struktur cost ini membaik. Mulai dari 2021 kita perbaiki. Bahwa PTPN bisa berada di jalur yang benar karena dukungan pemegang saham karena restrukturisasi keuangan. Jadi itu menjadi mandatory, tanpa restrukturisasi keuangan belum bisa. Karena bebannya berat sekali," tutupnya.
(prf/ega)