Inflasi Juli 0,21%, Disumbang Harga Pangan hingga Biaya Masuk Sekolah

Inflasi Juli 0,21%, Disumbang Harga Pangan hingga Biaya Masuk Sekolah

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 01 Agu 2023 11:21 WIB
Gedung Badan Pusat Statistik (BPS)
Kantor BPS/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juli 2023 sebesar 0,21% secara bulanan (month to month/mtm). Sedangkan inflasi tahunan (year on year/yoy) besarannya 3,08%.

"Pada Juli 2023 terjadi inflasi sebesar 0,21% secara bulan ke bulan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen atau ihk dari 115,00 pada Juni 2023 menjadi 115,24 pada Juli 2023. Sementara itu secara year on your terjadi inflasi sebesar 3,08% dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,45%," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/8/2023).

Ia melanjutkan, inflasi Juli lebih tinggi secara bulanan dibandingkan Juni. Namun, inflasi Juli 2023 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Terlihat bahwa inflasi Juli 2023 secara bulan ke bulan lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yaitu Juni 2023 yang sebesar 0,14%, namun angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan yang sama di tahun lalu yaitu Juli 2022 yang sebesar 0,64%," tambahnya.

Penyebab Inflasi Juli 2023

Pudji melanjutkan, penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok transportasi 0,58% dengan andil 0,08%.

Penyebab inflasi bulanan terbesar pada Juli 2023 adalah kelompok transportasi dengan inflasi sebesar 0,58% dan andil 0,08%," tuturnya.

Selanjutnya, angkutan udara, daging ayam ras, cabai merah, hingga bawang putih juga memberikan andil pada inflasi Juli 2023. Biaya sekolah juga memberikan andil inflasi Juli 2023.

"Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya adalah angkutan udara dengan ambil sebesar 0,06%, daging ayam ras dengan andil 0,04%, cabai merah dengan andil 0,03%, bawang putih dengan andil 0,02% dan beberapa komoditas dengan andil sebesar 0,01% seperti besar, telur ayam ras, biaya Sekolah Menengah Atas (SMA), biaya Sekolah Menengah Pertama (SMP), rokok kretek filter, dan kentang," katanya.

Berdasarkan catatan BPS, secara umum dari 90 kota IHK terdapat 77 kota yang mengalami inflasi. Dari 77 kota tersebut sebanyak 46 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional dan 31 kota lainnya di bawah inflasi nasional, sedangkan 13 kota lainnya mengalami deflasi.

"Sebaran inflasi tertinggi dan deflasi terdalam masing-masing menurut pulau adalah di pulau Sumatera inflasi tertinggi terjadi di kawasan Asia Tenggara yaitu sebesar 1,30% dan deflasi terdalam di Sumatera terjadi di kota Lhokseumawe 0,04%. Di Jawa inflasi tertinggi terjadi di kota Surakarta yaitu sebesar 0,31% dan deflasi terdalam yang terjadi di Sumenep yaitu sebesar 0,08%," tutur Pudji. (ara/ara)


Hide Ads