Impor Pistol hingga Torpedo Masih Banjiri RI, Sumbernya dari Negara Ini

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2023 08:00 WIB
Ilustrasi/Foto: (Dok. Thinkstock)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung agar kementerian dan lembaga (K/L) terkait mengerem impor peralatan militer yang bisa dibuat di Indonesia. Nyatanya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor senjata dan amunisi serta bagiannya masih membanjiri Indonesia sampai Juli 2023.

Berdasarkan data BPS, Indonesia mengimpor senjata dan amunisi serta bagiannya sebesar US$ 102,39 juta atau setara Rp 1,56 triliun (kurs Rp 15.300) sepanjang Januari-Juli 2023. Khusus Juli saja nilainya mencapai US$ 29,19 juta, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Nilai impor itu terdiri dari berbagai macam senjata dan amunisi serta bagiannya. Pertama, ada senjata militer selain revolver, serta pistol dengan kode HS 93019000 yang impornya pada Juli 2023 tembus US$ 143.812. Padahal pada Maret dan Juni sempat nihil.

Kedua, yakni kelompok bom, granat, torpedo, mines, rudal dan amunisi perang yang serupa dan bagiannya dengan kode HS 93069010 tercatat ada impor US$ 26,92 juta sepanjang Januari-Juli 2023. Khusus Juli saja terjadi impor US$ 7,16 juta, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang menembus US$ 14,33 juta.

Ketiga, yakni amunisi dan proyektil senjata lainnya serta bagiannya, termasuk peluru dengan kode HS 93069090 tercatat impor US$ 17,24 juta sepanjang Januari-Juli 2023. Khusus Juli saja ada US$ 558.117, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 102.616.

Keempat, alutsista jenis shotgun cartridges nilai impornya mencapai US$ 11,21 juta. Pada Juli 2023 menjadi yang tertinggi di mana nilainya mencapai US$ 11,02 juta sendiri.

Kelima, ada kelompok spring or gas guns and pistols, excluding arms of heading dengan nilai impor mencapai US$ 7,20 juta sepanjang Januari-Juli 2023. Lalu alutsista kategori lainnya mencapai US$ 26,27 juta.

Jika dilihat berdasarkan negara asal, Korea Selatan menjadi pemasok alutsista terbanyak ke Indonesia dalam enam bulan ini, yakni mencapai US$ 25 juta. Bahkan, Indonesia tak pernah absen mengimpor senjata dan amunisi dari Negeri Ginseng.

Negara terbanyak kedua adalah China dengan total ekspor senjata ke Indonesia senilai US$ 19,1 juta sejak awal 2023. Indonesia sempat setop impor alutsista dari Negeri Tirai Bambu itu pada Februari lalu, namun berlanjut lagi sampai Juli 2023.

Kemudian, ada Amerika Serikat (AS) senilai US$ 15 juta, Afrika Selatan US$ 10,6 juta, dan Spanyol sebesar US$ 6 juta. Nilai transaksi impor alutsista Indonesia dengan negara pemasok lainnya menyentuh US$ 78 juta.

Sebelumnya, Jokowi mengingatkan Kementerian Pertahanan hingga Polri untuk mengerem belanja produk luar negeri. Pasalnya Indonesia dinilai telah mampu memproduksi perlengkapan militer sendiri tanpa harus mengandalkan barang impor.

"Sepatu, senjata, saya pikir kalau yang canggih-canggih silakan mau beli pesawat tempur karena kita emang belum bisa. Kalau senjata, peluru kita sudah bisa. Belanjanya sepatu, kenapa harus beli dari luar?" ujar Jokowi pada pembukaan Penghargaan P3DN 2023 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/3).

Simak juga Video: Jokowi: Jangan Ada Lagi Oknum Jaksa Main Hukum, Titip Proyek-Barang Impor







(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork