Dilansir dari Channel News Asia, Senin (28/8/2023), Jepang mulai membuang air limbah yang telah diolah pada 24 Agustus, dalam sebuah proses yang akan memakan waktu setidaknya 30 sampai 40 tahun.
Air limbah tersebut merupakan hasil dari kerusakan Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (Fukushima) yang dihantam oleh tsunami pada 2011 lalu. Sejak bencana itu, air dipompa untuk mendinginkan bahan bakar reaktor nuklir Fukushima.
Air-air tersebut menjadi air yang telah terkontaminasi, yang disimpan dalam tangki besar. Perusahaan yang bertanggung jawab atas operasi ini adalah Tokyo Electric Power Company (Tepco).
Dilansir dari laman resmi perusahaan, Tepco adalah sebuah perusahaan pembangkit listrik terbesar di Jepang. TEPCO memasok listrik untuk memenuhi permintaan dari lebih dari 29 juta pelanggannya di Tokyo, yang merupakan pusat politik, ekonomi, dan budaya Jepang, dan delapan prefektur di sekitarnya.
Berdasarkan situs PBS, Tepco didirikan pada tahun 1951 saat Jepang berupaya untuk membangun kembali perekonomian dan inrastrukturnya setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1971, PLTN Fukushima Daiichi pun mulai beroperasi.
Sebagai salah satu perusahaan pembangkit listrik terbesar di dunia, Tepco mempunyai 190 pembangkit listrik yang sebagian besar memanfaatkan sumber listrik termal, nuklir, dan hidroelektrik.
Tepco mempunyai anak perusahaan, antara lain Tepco Fuel & Power, Tepco Power Grid, Tepco Energy Partner, dan Tepco Renewable Partner.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi yang menimpa Fukushima pada tahun 2011 lalu, Tepco turut merevitalisasi lingkungan hidup dan industri di Fukushima. Tepco juga memberikan kompensasi kepada korban tragedi Fukushima.
Simak Video 'Buntut Buang Limbah Nuklir, Jepang Diamuk Warga China Via Telepon':
(fdl/fdl)