Terungkap! Ini Alasan RI Geber Kerja Sama Dagang dengan Negara Lain

Terungkap! Ini Alasan RI Geber Kerja Sama Dagang dengan Negara Lain

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 04 Sep 2023 15:25 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di DPR Senin (4/9).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap manfaat dari perjanjian atau kerja sama dagang dengan negara lain. Menurut Zulhas hal itu agar Indonesia tidak hanya menjadi negara konsumen saja.

"Karena Indonesia negara sangat terbuka, nggak ada yang nggak masuk, apa aja ada sampai ke tempat kita. Jadi, begitu terbukanya. Tentu imbangannya kita harus diterima di negara itu, produk-produk kita harus ke sana," ungkap Zulhas dalam rapat dengan DPR RI, Senin (4/9/2023).

Zulhas mengaku miris karena saat ini Indonesia telah banyak mengimpor mulai dari bahan pangan hingga buah-buahan. "Tanpa perjanjian itu, kita sudah jadi supermarket. Kurang ini impor, kurang cabai kurang, kelengkeng kurang impor, terigu kita dari 2 juta sekarang 13 juta (impor)," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengungkap, karena begitu mudahnya negara lain memasukkan produknya ke dalam negeri, barang bekas impor juga masuk. Jika situasi tersebut dibiarkan, Indonesia akan terus menerus menjadi negara konsumen.

"Bahkan baju bekas impor, nggak boleh diselundupkan, itu karena kita kepulauan karena mungkin jalan tikusnya banyak. Imbalannya kita harus masuk ke tempat mereka, kalau tidak kita akan menjadi negara konsumen, maka itu perjanjian-perjanjian harus kita selesaikan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengungkap saat ini saja perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa kalah dengan Vietnam dan Thailand. Hal ini terjadi karena Vietnam dan Thailand telah melakukan perjanjian dagang dengan Uni Eropa yang membebaskan tarif masuknya produk dalam negeri mereka.

"Saya ambil contoh kita kirim sepatu ke UE itu kita kena 6%, Vietnam tidak kena, ya pabrik sepatu pada pindah. Kita kirim tuna ke Jepang kena 20%. Mereka sudah ada perjanjian-perjanjian, itulah yang ingin diselesaikan agar hambatan tarif perdagangan bisa kita selesaikan," jelasnya.

Kemudahan adanya perjanjian dagang menurut Zulhas telah dirasakan dari kerja sama dagang antar negara di ASEAN. Hal ini terbukti dengan nilai perdagangan Indonesia ke Malaysia, Filipina, Singapura hingga Thailand telah meningkat.

"Itu 20% lebih, maka penting untuk kita karena tidak ada pun kita dibanjiri dengan produk negara-negara lain," pungkasnya.

(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads