China telah mengimbau para pejabat di lembaga pemerintah pusat untuk tidak menggunakan merek asing seperti iPhone untuk bekerja. Bahkan, mereka juga dilarang untuk membawanya ke kantor.
Dilansir CNA, Kamis (7/9/2023), informasi ini dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu kemarin. Dalam beberapa pekan terakhir, para staf diberikan perintah oleh atasan. Akan tetapi, belum diketahui seberapa luas instruksi tersebut diberikan.
Larangan tersebut beredar menjelang acara Apple pekan depan. Para analis meyakini agenda tersebut akan membahas peluncuran iPhone keluaran terbaru, sehingga diproyeksikan dapat memicu kekhawatiran di antara perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di China seiring meningkatnya ketegangan hubungan AS-China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, laporan WSJ tersebut tak menyebutkan merek lain selain Apple. Setelah informasi ini beredar, Apple dan Kantor Informasi Dewan Negara China yang kerap menjawab pertanyaan media atas nama pemerintah, tidak segera merespons terhadap permintaan komentar dari Reuters.
China merupakan salah satu pasar terbesar Apple dan memegang porsi hampir seperlima dari pendapatan perusahaan itu. Selama lebih dari satu dekade, China telah berupaya mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing.
Negara tirai bambu itu pun meminta perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan negara lain untuk beralih ke perangkat lunak lokal dan mempromosikan manufaktur chip dalam negeri. China mendorong kampanye ini pada 2020, ketika para pemimpinnya mengusulkan apa yang disebut model pertumbuhan "sirkulasi ganda" untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dan teknologi luar negeri seiring dengan meningkatnya kekhawatiran China terhadap keamanan datanya.
Selain itu, pada Mei, China mendesak perusahaan-perusahaan besar milik negara untuk memainkan peran penting dalam upaya mencapai kemandirian dalam teknologi. Kondisi ini pun meningkatkan persaingan di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Bos Foxconn Maju Pilpres Taiwan 2024 |
Ketegangan China-AS meningkat ketika Negara Paman Sam itu bekerja sama dengan sekutunya untuk memblokir akses China terhadap peralatan penting yang diperlukan untuk menjaga industri chipnya tetap kompetitif. Sementara itu, China membatasi pengiriman dari perusahaan-perusahaan terkemuka AS, termasuk pembuat pesawat Boeing dan perusahaan chip Micron Technology.
Sebagai dampak dari kondisi ini, dalam kunjungannya ke China pekan lalu, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo bercerita bahwa perusahaan-perusahaan AS telah mengeluh karena tidak dapat berinvestasi di China. Keluhan ini merujuk pada pemberlakuan denda, penggerebekan, dan tindakan lain yang menjadikan China berisiko untuk melakukan bisnis di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pembatasan terbaru yang dilakukan China ini seolah mencerminkan larangan serupa yang diterapkan di AS terhadap pembuat ponsel pintar China Huawei Technologies dan platform video pendek TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance China.
Lihat juga Video 'Puluhan WN China Pelaku Love Scamming Kembali Dibekuk di Batam':