Dirut InJourney Bicara Pentingnya Kolaborasi untuk Kembangkan Wisata RI

KTT ASEAN 2023 - AIPF

Dirut InJourney Bicara Pentingnya Kolaborasi untuk Kembangkan Wisata RI

Inkana Putri - detikFinance
Kamis, 07 Sep 2023 20:54 WIB
InJourney
Foto: InJourney
Jakarta -

Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria menyampaikan soal mulai pulihnya industri pariwisata Indonesia setelah pandemi. Ia mengatakan pandemi membuat perubahan tren wisata sehingga diperlukan pengembangan pada industri pariwisata.

Hal ini disampaikannya pada pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), 6 September 2023. Pada acara ini, Dony hadir dalam Panel Diskusi tentang Creative Economy dengan topik 'Recovery Momentum: Advancing the Creative Industry and Tourism as Experience Economy'.

"Industri pariwisata dan ekonomi kreatif memang kini sudah rebound setelah terpukul akibat pandemi. Namun, terdapat perubahan besar yang terjadi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi COVID-19," ungkap Dony dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pola berwisata masyarakat sebelum dan setelah pandemi tak jauh berbeda, mereka tetap ingin melihat langsung dan ber-experience di destinasi pariwisata yang ingin dikunjungi. Untuk itu, terdapat perubahan besar terkait bisnis industri pariwisata di mana saat ini tidak hanya mengandalkan promosi pariwisata saja (marketing based) namun juga dibarengi dengan pengembangan destinasi pariwisata (destination based)," tambahnya.

Dony menyampaikan InJourney turut mendorong kebangkitan sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar BUMN, pemerintah, dan swasta dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia.

ADVERTISEMENT

Saat ini, InJourney terlibat aktif dalam pengembangan dan aktivasi di destinasi pariwisata khususnya 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika.

"Tourism destination development menjadi aspek sangat penting bagi industri pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata tidak bisa lepas dari connectivity, akomodasi, amenities, facilities, dan lainnya. Sehingga, untuk melakukan hal tersebut, kita tidak bisa berjalan sendiri tapi dibutuhkan kolaborasi antarsektor," terang Dony.

Lebih lanjut, Dony mengungkapkan pengembangan destinasi pariwisata telah terwujud melalui beberapa proyek, termasuk KEK Mandalika yang didukung oleh Kementerian PUPR dengan membangun akses langsung jalan bypass 17,36km dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Praya ke KEK Mandalika. Selain itu, dari PT Angkasa Pura I, anak perusahaan InJourney, juga melakukan perluasan terminal dan runway serta beautifikasi untuk mendukung perhelatan tersebut.


Pada kesempatan ini, Dony juga menyampaikan soal pentingnya kolaborasi antarnegara ASEAN dan Indo-Pasifik. Seperti halnya pada pengembangan KEK Kesehatan Sanur yang berkolaborasi dengan Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand untuk menyediakan pusat layanan kesehatan berstandar nasional yang memiliki state-the-art facilities yang terintegrasi.

Pada KEK Kesehatan Sanur, nantinya akan ada sarana akomodasi yang terdiri dari hotel dan resort hingga 1.000 kamar, fasilitas bagi elderly people, Ethnobotanical Garden, Convention Center bertaraf internasional yang mampu menampung hingga 5.000 orang, area komersial, sentra UMKM, dan berbagai fasilitas lainnya.

KEK Kesehatan Sanur juga akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan berstandar internasional seperti surgery clinic dari Korea Selatan, fertility clinic dari Australia, immunology technology Jepang, retirement home dari Korea Selatan, dan sebagainya. InJourney pun manargetkan pengoperasian KEK Kesehatan Sanur pada akhir 2024.

Selain KEK Kesehatan Sanur, Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi pariwisata yang sedang dikembangkan. InJourney mencanangkan Candi Borobudur sebagai 'Spiritual Tourism', salah satunya ialah pilgrim tourism. Saat ini, InJourney tengah menyelenggarakan 'Familiarization Trip Spiritual Borobudur' sebagai upaya mengenalkan dan mempromosikan Candi Borobudur sebagai spiritual destination kepada inbound tour operator khususnya dari Thailand dan negara Asia lainnya yang berbasis Buddhist seperti Kamboja.

Dony optimistis konektivitas penerbangan dan pariwisata antar negara ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan kawasan.

"Bagaimanapun market Indonesia dan Thailand serta Kamboja ini sangat terhubung karena Thailand dan Kamboja memiliki mayoritas umat Buddha terbesar di ASEAN yang berpotensi mengunjungi Candi Borobudur sebagai pusat buddhist temple," jelas Dony.

Ke depannya, InJourney akan terus membangun kolaborasi dengan negara-negara ASEAN Indo-Pacific terutama dalam hal membuka peluang dalam membangun konektivitas.

"Kami percaya dengan inisiatif-inisiatif kolaborasi yang dilakukan dapat memberikan multiplier effect dan memberikan kontribusi besar antarnegara," imbuhnya.

Dony mengungkapkan seluruh upaya InJourney sejalan dengan visi pemerintah. Menteri BUMN, Erick Thohir, pada kesempatan terpisah, mengatakan seiring pulihnya sektor pariwisata dan industri kreatif dari pandemi, telah muncul kesadaran betapa pentingnya ketangguhan, keberlangsungan dan inklusivitas sektor ini dalam jangka panjang.

"Perubahan industri ini juga terjadi di Indonesia. Karena itu, pemerintah membentuk sebuah ekosistem pariwisata dan pendukungnya untuk membentuk sebuah kekuatan besar, sehingga industri ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian," ungkap Erick.

Erick menambahkan InJourney dibentuk untuk meningkatkan sinergi antar BUMN pada sektor pariwisata dan pendukung serta mengoptimalkan potensi peran BUMN.

"Pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung akan mendorong pelaksanaan inisiatif-inisiatif, pengembangan, peningkatan daya saing, serta kolaborasi dan kemampuan lintas sektor yang terintegrasi di masa depan, hal ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect dan memberikan kontribusi besar bagi Negara," tutup Erick.


Hide Ads