Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria menyampaikan soal mulai pulihnya industri pariwisata Indonesia setelah pandemi. Ia mengatakan pandemi membuat perubahan tren wisata sehingga diperlukan pengembangan pada industri pariwisata.
Hal ini disampaikannya pada pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), 6 September 2023. Pada acara ini, Dony hadir dalam Panel Diskusi tentang Creative Economy dengan topik 'Recovery Momentum: Advancing the Creative Industry and Tourism as Experience Economy'.
"Industri pariwisata dan ekonomi kreatif memang kini sudah rebound setelah terpukul akibat pandemi. Namun, terdapat perubahan besar yang terjadi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi COVID-19," ungkap Dony dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pola berwisata masyarakat sebelum dan setelah pandemi tak jauh berbeda, mereka tetap ingin melihat langsung dan ber-experience di destinasi pariwisata yang ingin dikunjungi. Untuk itu, terdapat perubahan besar terkait bisnis industri pariwisata di mana saat ini tidak hanya mengandalkan promosi pariwisata saja (marketing based) namun juga dibarengi dengan pengembangan destinasi pariwisata (destination based)," tambahnya.
Dony menyampaikan InJourney turut mendorong kebangkitan sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar BUMN, pemerintah, dan swasta dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia.
Saat ini, InJourney terlibat aktif dalam pengembangan dan aktivasi di destinasi pariwisata khususnya 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika.
"Tourism destination development menjadi aspek sangat penting bagi industri pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata tidak bisa lepas dari connectivity, akomodasi, amenities, facilities, dan lainnya. Sehingga, untuk melakukan hal tersebut, kita tidak bisa berjalan sendiri tapi dibutuhkan kolaborasi antarsektor," terang Dony.
Lebih lanjut, Dony mengungkapkan pengembangan destinasi pariwisata telah terwujud melalui beberapa proyek, termasuk KEK Mandalika yang didukung oleh Kementerian PUPR dengan membangun akses langsung jalan bypass 17,36km dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Praya ke KEK Mandalika. Selain itu, dari PT Angkasa Pura I, anak perusahaan InJourney, juga melakukan perluasan terminal dan runway serta beautifikasi untuk mendukung perhelatan tersebut.
Pada kesempatan ini, Dony juga menyampaikan soal pentingnya kolaborasi antarnegara ASEAN dan Indo-Pasifik. Seperti halnya pada pengembangan KEK Kesehatan Sanur yang berkolaborasi dengan Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand untuk menyediakan pusat layanan kesehatan berstandar nasional yang memiliki state-the-art facilities yang terintegrasi.
Pada KEK Kesehatan Sanur, nantinya akan ada sarana akomodasi yang terdiri dari hotel dan resort hingga 1.000 kamar, fasilitas bagi elderly people, Ethnobotanical Garden, Convention Center bertaraf internasional yang mampu menampung hingga 5.000 orang, area komersial, sentra UMKM, dan berbagai fasilitas lainnya.
KEK Kesehatan Sanur juga akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan berstandar internasional seperti surgery clinic dari Korea Selatan, fertility clinic dari Australia, immunology technology Jepang, retirement home dari Korea Selatan, dan sebagainya. InJourney pun manargetkan pengoperasian KEK Kesehatan Sanur pada akhir 2024.