Indonesia punya rencana besar untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD). Demi tujuan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai menggalang dukungan dari para pimpinan negara Eropa.
Hal ini dilakukan Jokowi pada pertemuan bilateral dengan beberapa kepala negara di sela KTT G20 2023 di India. Pertama, Jokowi menggalang dukungan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi meminta dukungan Rutte pada proses pendaftaran Indonesia sebagai anggota OECD. Di depan Rutte, Jokowi juga memaparkan saat ini Indonesia telah melakukan sejumlah reformasi ekonomi yang sejalan dengan persyaratan OECD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia telah ajukan aplikasi keanggotaan OECD dan telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan OECD," kata Jokowi dalam keterangannya, Minggu (10/9/2023).
Selanjutnya, Jokowi juga meminta dukungan kepada Prancis dalam rangka proses keanggotaan Indonesia menjadi bagian dari OECD. Hal ini diungkapkan dalam pertemuan Jokowi dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Jokowi mengungkapkan merapat ke OECD merupakan langkah Indonesia untuk menjadi negara maju. Dia juga meminta kepada Macron untuk dapat berbagi pengalaman mengenai cara kerja hingga optimalisasi manfaat sebagai anggota OECD.
"Kami telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan keanggotaan OECD. Untuk itu, mohon dukungan Prancis terhadap keanggotaan Indonesia termasuk berbagi pengalaman terkait cara kerja dan optimalisasi manfaat keanggotaan di OECD," ujar Jokowi.
Jokowi juga meminta dukungan kepada PM Italia Giorgia Meloni atas keanggotaan Indonesia di OECD. Total ada tiga pimpinan negara benua biru yang diminta Jokowi untuk mendukung Indonesia sebagai anggota baru OECD.
Jalan panjang masuk OECD di halaman berikutnya.