Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) ada satu solusi untuk persoalan logistik yang selama ini memberatkan pelaku UMKM. Solusi tersebut adalah memindahkan titik lokasi penerimaan barang impor dari Tanjung Priok, Jakarta, ke Sorong, Papua Barat Daya.
Hal ini diungkap oleh Direktur Bisnis dan Pemasaran LLP-KUKM Direktur Pemasaran SMESCO Wientor Rah Mada, pada Jumat (15/9/2023), dalam agenda Pameran Kerajinan Nusantara yang terlaksana di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
"Titik impornya dipindah ke Papua biar barang UMKM dari sana tidak mahal kalau dikirim ke sini. Soalnya kalau pelaku UKMK daerah mengirim barang ke sini, itu hitungan biayanya bolak-balik atau dua kali lipat. Ide ini pak Menteri kisahkan ke saya sejak tahun lalu," ungkap Wientor di JCC, Jumat (15/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wientor, digitalisasi UMKM terhitung percuma jika persoalan logistik masih melekat. Sebab, dengan logika sederhana, ia menjelaskan pembeli tentu tidak akan mau merogoh kocek untuk biaya ongkir yang sedemikian mahal.
Namun, ia menjelaskan persoalan itu bisa diatasi jika barang-barang impor yang membanjiri pasar Indonesia, titik pengantarannya dipindah yang biasanya dari Pelabuhan Tanjung Priok ke titik paling ujung timur Indonesia yakni Sorong, Papua Barat.
Jika hal tersebut terealisasi, permintaan logistik dari daerah pun akan tinggi. Ongkos logistik antara Indonesia Barat ke Indonesia Timur akan seimbang. Hal ini akan menyebabkan multiplier effect sehingga biaya transportasi produk UMKM lebih murah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan membuat harga produk UMKM dan barang impor setara.
Menurut Wientor, ide ini sangat bisa diterapkan. Dan, bisa menyelesaikan permasalahan UMKM nasional jika terealisasi.
"Permintaan pengiriman barang dari Jakarta ke sana, semisal, tentu lebih murah daripada pengiriman dari sana ke sini. Nah, kuncinya di dua kota itu ada bisnis. Jadi harganya sama. Saya kasih contohnya, harga ongkir dari Balikpapan-Jakarta itu lebih murah daripada Balikpapan-Palangkaraya. Jadi kuncinya di logistik. Ekspedisi," ucap pria berkacamata ini.
(kil/kil)