Daftar Harta Tak Ternilai yang Tersimpan di Museum Nasional

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 17 Sep 2023 16:30 WIB
Foto: Kondisi Terkini Museum Nasional Usai Terbakar (Wildan-detikcom)
Jakarta -

Museum Nasional di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dilalap si jago merah semalam. Museum ini sendiri menyimpan banyak koleksi dari peninggalan masa lalu yang tentu saja nilainya tak ternilai. Apa saja?

Dikutip dari museumnasional.or.id, Minggu (17/9/2023), museum ini menyimpan sekitar 190.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi.

"Hingga saat ini Museum Nasional menyimpan 190.000an benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi yakni Prasejarah, Arkeologi masa Klasik atau Hindu - Budha; Numismatik dan Heraldik; Keramik; Etnografi, Geografi dan Sejarah," bunyi keterangan di situs tersebut.

Adapun koleksi arkeologi di museum menurut situs tersebut antara lain arca Budha, patung perunggu, celengan, arca Garuda, hingga harta karun dari Muteran.

"Harta karun Muteran merupakan salah satu kisah partisipasi masyarakat dalam penemuan artefak- artefak bersejarah. Ketika sedang menggarap lahan pertanian pada tahun 1881, beberapa petani di Desa Muteran Keresidenan Surabaya, Jawa Timur (kini berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur) tidak sengaja menemukan wadah logam besar berisi berbagai jenis benda dari emas dan perak," bunyi keterangan di situs itu.

Dijelaskan, temuan Desa Muteran diduga berasal dari masa Raja Sindok hingga masa Majapahit sekitar abad ke-10 hingga ke-14 Masehi dilihat dari lokasi penemuannya. Beberapa temuan ini disimpan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang kini menjadi Museum Nasional.

Beberapa temuan dari Muteran yang berbentuk sama diserahkan ke Museum van Oudheden (kini menjadi museum Volkekunde) di Belanda.

Lalu, koleksi etnografi antara lain alusu, keris, gelang Aceh, kain Koffo, peralatan Debus, Ani-ani, dan lain-lain. Kemudian, koleksi geografi antara lain peta Selat Sunda, globe hingga kompas kapal. Untuk koleksi kategori keramik antara lain kendi bulan sabit dan plate.

"Kaolin Tiongkok, Dinasti Ming (1368 -1644). Kendi porselen berwarna biru dan putih ini berbentuk bulan sabit dengan cerat yang muncul dari tengah. Cerat digunakan untuk menuang air atau cairan lain ke luar atau ke dalam kendi. Ujung kedua kendi dihias dengan perak berbentuk kerucut. Tak pernah ditemukan lagi di manapun kendi berbentuk seperti ini, sehingga diperkirakan kendi ini dibuat berdasarkan pesanan khusus pada zaman Dinasti Ming," jelas keterangan mengenai keramik tersebut.

Pada kategori numesmatik dan heladrik ada cetakan koin (kasha coin mould) dan rupiah gulden. "Satu sisi uang logam 1/4 gulden ini bertuliskan aksara Melayu-Arab, sisi lainnya dalam bahasa Belanda dengan lambang mahkota Belanda," bunyi keterangan koleksi rupiah gulden.

Sementara, pada kategori prasejarah terdapat kendi, gelang, kapak seremonial, tas (noken), manik-manik, kapak melengkung, dan lainnya.

Berikutnya, koleksi pada kategori sejarah mencakup meriam, batu prasasti, patung Raffles, peti hingga bel atau lonceng. Lonceng yang menjadi koleksi museum yakni lonceng bertuliskan aksara Jawa Kuno yang menyatakan bahwa lonceng tersebut dibuat atas perintah Cakra Adiningrat II dari Madura pada tahun 1742.

"Koleksi Sejarah Museum Nasional merupakan benda-benda yang mengandung nilai sejarah Indonesia dan benda-benda peninggalan dari masa pendudukan bangsa Eropa di Indonesia, antara abad ke-16 Masehi hingga abad ke-19 Masehi. Koleksi Sejarah meliputi benda-benda berupa perabot, meriam, gelas, keramik," bunyi keterangan di situs ini.

Dikutip dari detikNews, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan barang terbakar sebagian besar replika dari bagian prasejarah.

"Sebagian koleksi yang terdampak adalah replika, seperti di bagian prasejarah. Sisanya dipastikan dalam keadaan aman. Kami secara intensif terus melakukan pengukuran dampak dan rencana tindak lanjut," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra dalam keterangannya, Minggu (17/9).

Mahendra memastikan repatriasi atau barang bersejarah yang dikembalikan dari Belanda aman dan tidak terbakar. Hingga kini pihaknya masih mendata dampak kebakaran yang ada.

"Koleksi hasil repatriasi dari Belanda dipastikan tidak terdampak karena disimpan di lokasi yang jauh dari pusat kebakaran," ujarnya.




(acd/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork