Indonesia mendekati tahun pemilihan umum (Pemilu) yang akan digelar pada 2024. Momen pemilu ini disebut-sebut akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia, termasuk iklim investasi di sektor migas.
Terkait hal ini Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Hageng Suryo Nugroho mengatakan pemilu yang berlangsung setiap 5 tahun sekali dapat memicu ketegangan, khususnya di antara partai dan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kendati demikian menurutnya kondisi tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap stabilitas iklim investasi.
"Kita mencatat semua Pilpres berlangsung lancar, tidak ada gejala politik yang tinggi. Ada ketegangan mendekati masa pemilu, tapi itu hanya antar partai dan antar calon kandidat," ujarnya dalam diskusi 'Unlocking Opportunities in Indonesia's Dynamic Oil and Gas Investment Landscape' di IOG 2023, Nusa Dua, Bali, Kamis (21/9/2023).
Dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk menjaga keamanan menjelang pelaksanaan pemilu. Pertama melalui regulasi kampanye. Selain itu, Kementerian Keuangan juga sudah mengalokasikan dana untuk menjamin kelangsungan program nasional. Dengan begitu aktivitas bisnis, termasuk di sektor hulu migas dapat berjalan seperti biasa.
"Keberlanjutan program nasional dan kebijakan nasional jika ada pergantian presiden dan pemerintah. Saya ingin garisbawahi tidak akan ada perubahan drastis. Tidak akan ada kebijakan tak terduga," tuturnya.
Dia menjelaskan alasan di balik hal tersebut. Menurutnya ketiga calon pemimpin yang ada saat ini masing-masing telah mengikuti perkembangan di dunia global, mulai dari isu ketahanan energi hingga SDG's. Di sisi lain, untuk program nasional mayoritas sudah diatur dalam Undang-undang. Sehingga jika ingin mengubahnya maka harus merevisi peraturan yang ada dan hal itu membutuhkan waktu lama.
"Jadi tidak ada perubahan signifikan di Indonesia. Kita akan terus menyambut investor," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Keuangan dan Komersialisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kurnia Chairi menambahkan terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pasokan migas dunia, yakni ketegangan geopolitik dan kebutuhan transisi energi untuk mengurangi emisi.
Untuk menyiasatinya, SKK Migas melakukan peran aktif dalam menyusun dan merevisi kerangka regulasi untuk menarik minat investor, khususnya investor asing ke sektor hulu migas di Indonesia. Terbaru, SKK Migas tengah menyusun aturan terkait prosedur implementasi CCS dan CCUS.
"Kita sekarang di tahap terakhir dalam formulasi regulasi tersebut. SKK Migas juga aktif untuk merevisi kerangka regulasi. Kami peduli, kami merasa ini penting untuk menarik investasi, terutama perusahaan minyak internasional supaya tetap berinvestasi di indonesia," pungkasnya.
Sebagai informasi, IOG 2023 merupakan acara tahunan yang digelar oleh SKK Migas. Acara ini berlangsung selama 3 hari hingga 22 September 2023 di Nusa Dua, Bali.
(akn/ega)