Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung pihak Barat yang menganggap paling mengerti soal isu climate change atau perubahan iklim. Ia meminta Barat tak mengajari Indonesia soal perubahan iklim.
"Ini Barat kadang merasa paling tahu semua. Saya bilang di forum-forum, saya bilang nggak perlu ajari kami soal itu (climate change), kami mengerti soal itu karena kami punya tanggung jawab," katanya dalam Road to AIS Forum 2023, disiarkan YouTube FMB9ID_IKP, Senin (25/9/2023).
"Saya berkali-kali bilang di mana-mana, kepada generasi yang akan datang kita tidak akan membuat policy yang akan menghancurkan anak cucu kami," tambahnya.
Menurut Luhut, Indonesia sudah melakukan aksi nyata terkait perubahan iklim dan upaya melindungi alam. Salah satunya menurunkan jumlah sampah laut hingga 39%.
Indonesia juga banyak memproses sampah di darat sehingga mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lautan. Lalu penanaman pohon mangrove yang mencapai 600 ribu hektare hingga 2024. Belum lagi kebakaran hutan dan deforestasi yang diklaim berhasil turun.
"Kita salah satu negara yang banyak memproses sampah di darat, akibatnya mengurangi sampah ke laut. Ketiga, negara mana yang bisa melakukan replanting mangrove hingga 600 ribu hektare, sampai tahun depan, nggak ada," tegasnya.
Menurut Luhut, Barat juga sempat menobatkan Sungai Citarum sebagai yang terkotor di bumi. Kini sungai Citarum berhasil dibersihkan hingga 70%. Hal ini, kata Luhut, membutuhkan proses panjang dan tidak instan.
"Dulu dituduh jorok, Sungai Citarum dituduhkan the dirtiest river on earth oleh New York Times 4-5 tahun lalu. Sekarang 70% sudah kita clean up, kita didik rakyat," pungkasnya.
(ily/ara)