Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga beras yang saat ini tengah mengalami kenaikan. Salah satu upayanya yakni menyebarkan bantuan sosial (bansos) beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama tiga bulan, dari September, Oktober, dan November.
Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memerintahkan penyaluran bansos itu terus dilakukan untuk membantu masyarakat pendapatan rendah.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, upaya intervensi ini harus terus dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan rendah dan menekan laju kenaikan harga beras. Tentunya hal ini akan berdampak pada pengendalian inflasi," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkap saat ini bantuan pangan tahap kedua telah tersalurkan sebanyak 120.275 ton yakni 59,89% untuk alokasi Bulan September di 38 provinsi. Penyaluran bansos ini telah dilakukan 11 September 2023 sampai dengan 23 September 2023,
"Sehingga diharapkan dapat berfungsi sebagai bantalan yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya bagi 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM)," ungkap Arief.
Selanjutnya dalam rangka stabilisasi harga beras serta antisipasi terus berlanjutnya kenaikan harga di tingkat konsumen, NFA juga terus mendorong percepatan penyaluran beras SPHP sebanyak 784.000 ton melalui SIGAP SPHP dan penyaluran cadangan beras pemerintah di Pasar Induk Beras Cipinang dengan target total 4.500 ton serta gerakan pangan murah yang juga terus digencarkan di berbagai wilayah.
"Bantuan pangan ini sudah dijalankan sampai dengan tiga bulan ke depan untuk memberikan prioritas kepada saudara saudara kita masyarakat yang memang memerlukan segera bantuan beras, kemudian gerakan pangan murah ini juga terus dilaksanakan dan di pasar pasar juga digelontorkan baik di PIBC sebagai barometer nasional dan pasar tradisional maupun modern sehingga nanti memberikan alternatif konsumen untuk membeli beras SPHP dengan harga 10.900 per kg," jelasnya.
Langkah intervensi yang dilakukan NFA bersama Perum Bulog dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog berdampak pada tren penurunan harga beras medium (IR 64 III) secara gradual per 22 September 2023 menyentuh harga Rp 11.861 per kg.
Data BPS menyebutkan pada Agustus 2023, Beras memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,05% dan secara akumulatif, hingga Agustus 2023, beras mengalami inflasi sebesar 7,99% (Agustus, y-to-d).
"Kondisi saat ini memang hampir semua negara mengalami kenaikan harga pangan, namun Indonesia termasuk yang dalam batas masih bisa dikendalikan, ini yang harus kita jaga bersama" ungkap Arief.
Bantuan pangan beras ini akan digelontorkan selama tiga bulan yaitu September, Oktober, dan November 2023, dan setiap KPM mendapatkan 10 kg beras dalam tiga kali penyaluran. Adapun total bantuan pangan beras yang digelontorkan mencapai 640 ribu ton.
Arief berharap penyaluran bantuan pangan beras ini dapat tersalurkan sesuai target untuk memberi tekanan pada harga beras di pasar dan mampu kendalikan tingkat inflasi secara nasional.
(ada/ara)