Indonesia menjadi salah satu negara dengan perkembangan bisnis digital yang cukup pesat. Kondisi ini bisa menjadi salah satu peluang untuk menggenjot perekonomian nasional dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan, peran pengusaha sangat penting dalam mendorong perekonomian nasional. Ia percaya, kinerja bisnis-bisnis lokal akan terdongkrak naik lewat transformasi digital.
"Negara maju nggak mungkin tanpa entrepreneur, sehingga saya memberikan semangat bahwa kemajuan Indonesia, khususnya Indonesia 2045 harus didorong bersama-sama oleh seluruh jaringan pengusaha. Kita harus optimis bahwa Indonesia bisa jadi negara maju," katanya, dalam sambutannya diMusyawarah Nasional Khusus (Munassus) Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS), RA Suites Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (04/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, transformasi digital akan memberi kesempatan kepada para pelaku usaha untuk mengadopsi berbagai teknologi yang dapat dimanfaatkan di berbagai lini. Hal ini akan membantu pertumbuhan bisnis, bahkan mendorong lahirnya bisnis baru.
"Pemerintah harus makin total, begitu juga dengan para pengusaha yang kuat, aktif, visioner, banyak ide, sehingga bisa mendorong Indonesia," ujarnya.
Adapun saat ini, perkembangan bisnis digital nasional RI terbilang cukup baik. Budi Arie mengatakan, perkembangan bisnis digital nasional menempatkan Indonesia pada peringkat 71 dalam Indeks Sistem Wirausaha Digital Global (GIDES) pada tahun 2021 lalu.
"Dalam aspek jejaring, dukungan dan SDM, Indonesia telah memiliki keunggulan di ASEAN sehingga memiliki kesempatan besar untuk terus melakukan transformasi bisnis digital," jelasnya.
Perkembangan teknologi digital di sektor usaha juga terlihat dari peningkatan pengeluaran bisnis untuk teknologi informasi. Dari tahun ke tahun, angkanya terus mengalami peningkatan. Ia memproyeksikan, angkanya akan naik Rp 124 triliun, dari Rp 223 triliun di tahun 2022 lalu menjadi Rp 347 triliun di 2027.
Budi Arie mengatakan, transformasi digital, baik di lingkup masyarakat, pemerintahan, hingga pelaku usaha harus berjalan beriringan. Atas hal ini, ia berharap seluruh elemen masyarakat dan para pemangku kepentingan bisa bekerja sama mendukung transformasi digital sehingga cita-cita Indonesia menjadi negara maju bisa terwujud.
"Memang 2023 ini dunia mengalami stagflasi. Volume perdagangan dunia menurut data yang disampaikan di rapat menteri kemarin sedang mengalami perlambatan di semua negara. Tantangan, dunia ini sedang tak dalam kondisi baik-baik saja. Tapi kita optimis 2045, 22 tahun dari sekarang kita akan menjadi salah satu negara maju di dunia," pungkasnya.
Sementara itu Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Bayu Priawan Djokosoetono mengatakan bahwa, musyawarah nasional khusus telah berjalan dengan baik dan lancar. Adapun, agenda Munassus kali ini fokus kepada silaturahmi antar seluruh anggota Japnas yang ada diseluruh wilayah di Indonesia serta revisi AD ART organisasi.
"Jadi selama ini, para anggota Japnas tengah menghadapi berbagai masalah. Sehingga, momentum Munassus ini dimanfaatkan sebagai langkah untuk bersilaturahmi dan sharing mengenai keluh kesah yang dialami dan ke depan terdapat kolaborasi dan sinergi antar pengusaha", ungkapnya.
Bayu pun menambahkan dalam menghadapi dinamika tahun politik di tahun 2024 mendatang, agar seluruh anggota Japnas untuk bisa semakin kreatif dan jeli dalam melihat opportunity yang ada dalam menjalani bisnisnya. Ia pun berharap siapun Presiden yang terpilih nantinya, untuk bisa fokus ke sektor riil dan UMKM.
"Kita berharap siapa yang jadi pemimpin ke depannya, untuk bisa fokus ke sektor riil dimana sektor tersebut merupakan penunjang bagi perekonomian nasional. Dan, fokus ke sektor UMKM sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional". tutupnya.
(shc/das)