Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor tersebut untuk memenuhi stok di cadangan beras pemerintah (CBP) dan sebagai persiapan pasokan saat pemilihan umum (pemilu) dan Lebaran 2024.
Pasalnya produksi padi di akhir tahun ini diprediksi terus menurun, sehingga dibutuhkan tambahan untuk pemenuhan stok CBP. Arief juga menegaskan keputusan itu tidak terburu-buru diputuskan pemerintah.
"Nggak lah, apa yang terburu-buru, justru harus disiapin. Ikhlas nggak kalau kondisi negaranya chaos? Mau Pemilu 14 Februari 2024, mau Lebaran 9 April, (kalau) stok Bulog di bawah 1 juta ton, berani nggak? Kalau jadi presiden berani nggak ambil risiko? Ya udah, kita mesti berpikirnya holistik, yang besar," kata Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa (10/10/2023).
Dalam neraca produksi padi, pemerintah telah memprediksi bahwa produksi turun mulai Oktober hingga Desember. Penurunan itu menjadi siklus setiap tahunnya, kemudian kondisi saat ini juga diperparah dengan adanya El Nino.
"Kan sudah lihat neracanya kan, kalau di akhir tahun Oktober, November, Desember itu kan semuanya di bawah 2 juta ton, (sekitar) 1,6 (juta ton) atau 1,1 (juta ton), ditambah El Nino," ungkap dia.
Untuk itu, pemerintah membutuhkan stok untuk CBP sebagai upaya mengantisipasi saat distribusi mendesak. Sebagai informasi, CBP biasanya digunakan untuk menstabilkan jumlah pasokan dan harga saat mengalami kenaikan. CBP dikelola oleh Perum Bulog.
"Kan Bulog mesti men-top up, ada program bantuan pangan, SPHP. Kan Bulog harus di top up stoknya. Kan kita sepakat bahwa Bulog itu harus punya stok level di atas 1 juta," terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional itu.
Karena saat produksi sedikit, biasanya terjadi perebutan gabah di penggilingan, sehingga Perum Bulog disarankan tidak banyak ambil bagian saat produksi menurun. Tetapi di sisi lain, pemerintah harus memiliki stok cadangan pangan. Makanya, tetap diperlukan impor beras untuk cadangan beras pemerintah.
"Kalau misalnya stok level di bawah 1 juta, dan kemudian panennya hanya 1,1-1,6 juta, kan rebutan gabah di tingkat petani. Karena rebutan gabah di tingkat petani maka harganya pasti akan naik, katanya tidak mau harga tinggi, tapi harga petaninya juga gak boleh turun, produksinya kurang, jadi harus ngapain? Impor" ungkap dia.
Saat ini jumlah CBP yang disimpan di gudang Bulog 1,7 juta ton yang terdiri dari beras impor dan pengadaan dari dalam negeri. Arief menyebut, impor 2 juta ton sebagai penugasan pada awal tahun ini akan selesai terealisasikan pada November ini.
"Stok bulog 1,7 juta ton. (Importasi 2 juta ton) terakhir selesai November," pungkasnya. (ada/ara)