Ogah Jawab soal Isu Pungli di Kementan, Plt Mentan: Kita Sudah Lupakan

Samuel Gading - detikFinance
Kamis, 12 Okt 2023 18:04 WIB
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi melakukan kunjungan kerja ke Karawang. (Foto: Samuel Gading/detikcom)
Jakarta -

Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi buka suara terhadap isu pungutan liar yang terjadi di lingkungan Kementerian Pertanian. Ia menilai hal itu sudah tidak perlu dikomentari.

Ditemui di Kawasan Pabrik Pupuk Kujang, Arief mengaku tidak ingin merespon soal dugaan pungutan liar yang dilakukan oleh Menteri Syahrul Yasin Limpo. Ia menjelaskan Kementan saat ini ingin membenahi diri untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

"Ah, nggak usah dijawab. Kita sudah melupakan sebelumnya. Yang penting for the better future," ucapnya.

Sebelumnya, berdasarkan catatan detikcom, Syahrul Yasin Limpo (SYL) disebut sangat sering meminta pungutan liar dari jajaran pejabat di Kementan.

Menurut salah seorang sumber, SYL merubah Kementan selayaknya kerajaan atau perusahaan keluarga. SYL bahkan dijiluki sebagai raja yang selalu meminta upeti kepada rakyatnya.

Sumber ini mengatakan, SYL memanfaatkan segala sumber daya di Kementan untuk memanjakan anak-istrinya. Bukan hanya dari gaji dan tunjangan, SYL puj memanjakan keluarganya dengan uang setoran yang dimintanya dari sekitar 20 direktorat di Kementan.

Saat kunjungan Kementan ke Dubai pada 2022, SYL menagih setoran dari direktorat di Kementan untuk membiayai keluarganya ikut ke Dubai sekaligus melaksanakan ibadah umrah di Makkah, Arab Saudi.

Saat itu, hampir semua keluarga besar SYL dan orang-orangnya diajak berangkat ke Dubai dan umrah. Jumlahnya, sambung sumber ini, lebih dari 20 orang.

"Terus kalau ke luar negeri, dia (SYL) pasti ngajak keluarga. Kemudian travel-nya tuh travel punya mereka (orang-orang dekat SYL) juga. Mahal tuh, nilainya bisa tiga kali lipat harga tiket," terang sumber ini.

Dalam kesempatan lain, SYL bahkan masih memeras para pejabat Kementan saat statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Saat kunjungan ke Italia dan Spanyol dua pekan lalu, sumber ini bilang, beberapa pejabat Kementan ditagih uang sekitar Rp 1,2 miliar untuk membiayai hidup SYL dan orang-orang dekatnya selama di luar negeri.

SYL juga disebut memanfaatkan anggaran Kementan untuk membeli mobil Alphard dengan cicilan Rp 45 juta per bulan. Dia juga memberi kado kepada istrinya dari uang hasil pemerasan kepada pejabat eselon I di Kementan.

"Jadi memang ini keluarga yang hidup dari kantor. Semua yang mereka pakai itu dari uang kantor semua, sampai yang remeh-temeh untuk keperluan pribadi," jelas sumber ini.




(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork