Harga Beras Naik, RI Bakal Sulit Dapat Pasokan Impor

Harga Beras Naik, RI Bakal Sulit Dapat Pasokan Impor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 31 Okt 2023 08:59 WIB
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (25/8/2023). Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 2 juta ton beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2023 dan hingga kini sudah terealisasi sebanyak 1,3 juta ton dan sisanya 700 ribu ton akan diupayakan secara bertahap hingga akhir tahun 2023. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Foto: ANTARA FOTO/AMPELSA
Jakarta -

Tingginya harga beras jadi peringatan utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para penjabat kepala daerah di tanah air. Harga beras berdasarkan data yang dipaparkan Jokowi sudah naik 19,8% secara year to date.

Artinya sejak awal tahun hingga hari ini, harga beras telah mengalami kenaikan hingga 19,8%. Sementara secara bulanan kenaikan tercatat 2,5%. Melihat harga bahan pokok yang tinggi, Jokowi memberikan titah kepada para kepala daerah untuk turun tangan alias intervensi.

"Hati-hati saya cek terakhir (harga) beras sudah naik 19,8% year to date, kalau month to date 2,5% naiknya. Hati-hati, Kalau pemerintah daerah ada kemampuan segera intervensi, agar inflasi bahan pangan ini tidak semakin naik," ujar Jokowi saat memberikan arahan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi memerintahkan agar kepala daerah rajin-rajin blusukan ke pasar untuk mengecek stok dan harga bahan pangan. Dengan berkunjung ke pasar masalah yang membuat harga pangan naik bisa terlihat jelas, solusi yang taktis dan tepat guna pun bisa lebih cepat didapatkan.

"Maka lihat pasar itu penting, liat stoknya di kabupaten, kota, provinsi cek liat. Jangan terjebak rutinitas sehari hari, administrasi sehari-hari yang penting penting mesti dicek terlebih dahulu. Ini beres baru kerjain administrasi, memang di pasar ada yang naik dan turun, tapi urusan harga harus dikendalikan," ungkap Jokowi.

ADVERTISEMENT

"Saya ingatkan jaga pasokan, pantau harga, turun ke lapangan," lanjutnya.

Jokowi juga mengingatkan kepada kepala daerah untuk tidak ragu menggunakan dana tak terduga pada postur APBD untuk mengatasi masalah inflasi. Menurutnya, secara aturan dana tak terduga bisa digunakan. Bahkan, dia sampai memastikan hal ini ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang juga hadir dalam acara arahan tersebut.

"Sebetulnya anggaran tak terduga (di APBD) itu bisa dipakai untuk atasi inflasi, betul Bu Menkeu, pak Mendagri boleh? Payung hukumnya sudah ada. Artinya bapak ibu jangan ragu ragu gelontorkan anggaran apabila inflasi naik harga-harga naik, segera grojog pasokannya," ungkap Jokowi.

Bila masalahnya adalah produksi yang membuat pasokan kurang, menurutnya kepala daerah bisa bekerja sama dengan daerah-daerah lain yang menjadi sentra produksi. Misalnya, untuk bawang, bisa saja bekerja sama dengan Brebes yang merupakan penghasil bawang.

Nah nantinya, dana tak terduga APBD bisa digunakan untuk mensubsidi transportasi pengiriman bahan pokok yang dibeli dari luar daerah.

Jokowi juga meminta agar pemerintah daerah juga ikut memberikan bansos. Dia meminta pemerintah daerah mengalokasikan anggaran APBD untuk bantuan sosial juga.

Dia mencontohkan bila pemerintah pusat memberikan bansos beras 10 kilogram ke penerima manfaat, pemerintah daerah seharusnya bisa ikut juga memberikan bansos minimal 5 kilogram di tingkat provinsi dan kota atau kabupaten.

"Alokasikan anggaran untuk stimulus ekonomi dan bantuan sosial kondisi seperti ini harga beras naik, bapak ibu semuanya keluarkan bantuan sosial. Pasar murah, seperti sekarang dilakukan pemerintah pusat," ungkap Jokowi.

Sulit Impor Beras

Menurut Jokowi saat ini produk beras dalam negeri mengalami kesulitan karena siklus kekeringan El Nino. Ketika ingin dipenuhi lewat impor namun banyak negara menahan diri untuk ekspor.

"Kekeringan akhirnya menurunkan produksi beras kita, kita mau tutup itu pakai impor sekarang juga tak semudah dulu, impor tak semudah dulu, 22 negara setop ekspornya karena mereka sendiri mau selamatkan rakyatnya. Situasi seperti ini bapak ibu harus paham dunia sedang tidak baik-baik saja," beber Jokowi.

Dia sampai curhat sempat berkontak dengan Perdana Menteri Narendra Modi dari India untuk meminta persetujuan ekspor beras. Namun sangat disayangkan Modi enggan memberikannya.

Meskipun stok beras melimpah di India. Di tengah perubahan iklim yang berdampak pada produk beras, India memilih untuk menahan stok demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Saya bicara dengan PM Narendra Modi dia punya stok beras, tapi dia pakai sendiri buat cadangan. Ndak berani dia melepas, saya sudah bicara, ndak berani melepas," ujar Jokowi.

Bahkan, Jokowi bilang sampai negara-negara tetangga macam Vietnam, Thailand, ataupun Kamboja yang dulunya sampai saling menawarkan stok berasnya kini juga mulai menahan diri. Meskipun ekspor masih bisa, jumlahnya akan sangat terbatas.

"Yang dekat-dekat Vietnam, Thailand, Kamboja yang biasanya nyodor-nyodorkan juga sama. Bisa tapi terbatas. Ini lah situasinya," ungkap Jokowi.

Harga beras jenis medium dan premium sendiri terpantau naik lagi di sejumlah pasar di Jakarta Selatan. Berdasarkan pantauan detikcom, paling murah beras dijual di harga Rp 12.000/kg (medium) dan dijual paling mahal Rp 15.000/kg (premium).

(hal/rrd)

Hide Ads