WeWork Dikabarkan Bangkrut!

WeWork Dikabarkan Bangkrut!

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 01 Nov 2023 13:57 WIB
FILE PHOTO: WeWork logos are seen at a WeWork office in San Francisco, California, U.S. September 30, 2019.  REUTERS/Kate Munsch/File Photo
WeWork. Foto: REUTERS/KATE MUNSCH
Jakarta -

Perusahaan penyedia co-working space multinasional, WeWork, dikabarkan akan mengumumkan kebangkrutan pada minggu kedua November 2023. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 itu dikabarkan sedang menghadapi tumpukan utang dan kerugian yang sangat besar.

Dilansir dari Reuters, sejumlah sumber mengatakan kepada media tersebut pada Selasa (31/10/2023), bahwa WeWork berencana mengumumkan kebangkrutan secepatnya pada awal minggu depan. Hal ini disebabkan perusahaan yang didukung oleh SoftBank Group itu sedang kesulitan menghadapi setumpuk utang dan kerugian besar.

Saham perusahaan penyedia tempat kerja fleksibel itu jatuh 32% dalam perdagangan yang diperluas setelah kabar kebangkrutan WeWork dikabarkan sejumlah media massa. Sementara secara umum, saham WeWork turun sekitar 96% pada 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

We-Work pun disebut sedang mempertimbangkan Chapter 11 atau bab 11 undang-undang kepailitan Amerika Serikat. Namun hingga berita ini diturunkan, Reuters mengatakan WeWork enggan mengomentari isu tersebut.

Sementara pada Selasa (31/10/2023), WeWork menyebut perusahaan dan sejumlah kreditor telah menyepakati penundaan sementara pembayaran sebagian utangnya dengan masa tenggang yang hampir berakhir.

ADVERTISEMENT

WeWork sendiri memiliki utang bersih jangka panjang sebesar US$2,9 miliar atau Rp 46 triliun (Kurs Rp 15.948) per akhir Juni kemarin. Dan lebih dari US$13 miliar atau Rp 207 triliun kontrak sewa jangka panjang. Sejumlah ini dimiliki WeWork di tengah meningkatnya kenaikan biaya pinjaman perbankan yang merugikan sektor real estat komersial di Amerika Serikat.

Selain itu, kabar pengajuan kebangkrutan WeWork terhitung mengejutkan. Sebab, hal tersebut berbanding terbalik ketika WeWork diestimasikan memiliki valuasi sekitar US$ 47 miliar atau atau Rp 749 triliun pada 2019.

Reuters menyebut WeWork seolah menjadi 'noda hitam' bagi investor SoftBank yang sudah menggelontorkan miliaran dolar ke perusahaan tersebut. Pasalnya, WeWork sudah sejak lama didukung oleh SoftBank agar perusahaan itu bisa melantai di bursa saham. Upaya itu memang berhasil pada 2021, namun valuasinya jauh di bawah estimasi awal.

Keraguan besar pun timbul tahun ini ketika banyak petinggi perusahaan tersebut yang mengundurkan diri. Salah satunya adalah CEO WeWork, Sandeep Mathrani, yang mundur pada pada 16 Mei 2023. Publik mempertanyakan kemampuan perusahaan tersebut untuk terus beroperasi.

(das/das)

Hide Ads