Perdana! Kamboja Kirim Beras 10.000 Ton ke RI Setelah Teken MoU 11 Tahun Lalu

Perdana! Kamboja Kirim Beras 10.000 Ton ke RI Setelah Teken MoU 11 Tahun Lalu

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2023 14:51 WIB
Beras Kamboja 10 ribu ton
Foto: Dok. Badan Pangan Nasional
Jakarta -

Indonesia impor beras dari Kamboja sebanyak 10.000 ton. Suplai beras Kamboja didatangkan untuk penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan ini merupakan salah satu hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet pada 4 September lalu yang saling bersepaham tentang ketahanan pangan.

"Hari ini merupakan pertama kalinya Kamboja mengirimkan berasnya setelah adanya MoU sejak 11 tahun yang lalu. 11 tahun tidak ada yang bisa mengeksekusi Mou itu dan tidak satu butir pun beras masuk. Nyatanya ini bisa kita kerjakan dan akhirnya terjadi hari ini. Sekarang beras dari Kamboja ini bisa masuk dan berasnya sangat baik," ujar dia dalam keterangannya saat meninjau Gudang Bulog Randu Garut di Semarang Jawa Tengah, pada Kamis (2/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pantauan Kepala NFA hari ini, terdapat total 140 kontainer yang muatannya berisikan beras 25 ton per kontainernya. Jumlah keseluruhannya mencapai 3.500 ton dan telah diambil sampel pengecekan oleh Badan Karantina Indonesia guna memastikan aspek keamanan dan mutu pangannya.

"Kita tegaskan nomor satu prioritas kita adalah tentunya produksi dalam negeri. Tapi pada saat memang kita memerlukan tambalan stok dari pengadaan dari luar negeri, ini kita lakukan. Hari ini adalah hari pertama stok beras dari Kamboja masuk ke Indonesia. Targetnya ada 10.000 ton dan hari ini telah datang 3.500 ton. Selanjutnya nanti kita akan bicara lagi dengan pihak Kamboja," jelas Aref.

ADVERTISEMENT

Arief mengatakan, kedatangan stok beras dari luar negeri merupakan langkah pemerintah yang telah dipertimbangkan secara seksama dan komprehensif. Ia memastikan penggunaannya hanya diperuntukan ke program-program pemerintah dalam rangka intervensi pasar dan bantuan ke masyarakat.

"Perlu digarisbawahi, stok beras ini hanya untuk CPP. Jadi ini adalah bagian dari CPP yang harus dimiliki oleh Perum Bulog. Apalagi Bapak Presiden Joko Widodo telah meminta bantuan pangan beras untuk masyarakat terus dilanjutkan dan stok beras di Bulog akhir tahun nanti minimal ada 1 juta ton," sambungnya.

Arief menjelaskan, meski ada impor pemerintah tetap mengutamakan ketersediaan pangan Indonesia harus mengutamakan produksi dalam negeri. Namun saat Badan Pangan Nasional melihat dan mengkalkulasi neraca pangan tahun ini, memang Indonesia memerlukan pengadaan dari luar negeri

"Itu harus kita lakukan. Kita ini sekarang sedang bangun ekosistem pangan nasional. Daerah-daerah sentra produksi akan dipastikan produksinya oleh Bapak Mentan (Menteri Pertanian) mulai dari penyiapan benih, fertilizer, irigasi, reservoir, dan sebagainya," beber Arief.

Beras impor itu akan masuk sebagai CBP yang dikelola oleh Perum Bulog. Fungsi CBP adalah untuk stabilisasi stok dan harga beras. Saat ini harga beras tengah melonjak, untuk itu dibutuhkan cadangan yang banyak, apa lagi pemerintah juga tengah melakukan penyaluran bantuan pangan pada puluhan juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Pada kegiatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana turut melihat langsung kualitas beras yang didatangkan dari Kamboja bersama Kepala NFA. Nana memastikan dengan adanya cadangan pangan pemerintah, ketersediaan beras di Jawa Tengah sampai saat ini disebut cukup.

"Bahwa beras (Kamboja) tadi yang sama-sama kita lihat memang sangat baik ya. Pangan ini tentunya menjadi suatu prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional karena merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial. Untuk ketersediaan beras di Jawa Tengah sampai saat ini masih cukup. November ini kita berharap sudah memasuki musim hujan. Kita akan seoptimal mungkin bersama petani mendapatkan panen raya yang lebih baik," ujar Nana.

Turut hadir pada peninjauan hari ini antara lain Pimpinan Wilayah Jawa Tengah Perum Bulog Akhmad Kholisun, Charge d'Affaires of Cambodia Rath Chanveasna, Defense Attache of Cambodia Choeun Viceth, Commercial Attache of Cambodia Kann Viseth, beserta perwakilan PT Sang Hyang Seri, dan Forkopimda setempat.

(ada/hns)

Hide Ads