Bulog Sudah Teken Kontrak Baru Impor Beras 1 Juta Ton, Stok Diklaim Aman

Bulog Sudah Teken Kontrak Baru Impor Beras 1 Juta Ton, Stok Diklaim Aman

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 03 Nov 2023 08:13 WIB
Pekerja membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (22/6/2023). Perum Bulog provinsi Aceh mendapatkan pasokan beras impor  sejak Januari hingga 23 Juni 2023 dengan total sebanyak 36.841 ton yang dilakukan dalam tiga tahap sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Jakarta -

Perum Bulog memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) jumlahnya sangat aman sampai tahun depan. Pihaknya mengaku sudah mendapatkan kontrak impor beras sebesar 1 juta ton dari 1,5 juta ton kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan stok beras yang dikuasai pihaknya saat ini 1,45 juta ton. Kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah, maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan penyaluran sampai tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.

"Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton," kata Suyamto dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pemerintah memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Bulog sebanyak 1,5 juta ton, Suyamto memastikan pelaksanaan impor beras akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri.

Terkait asal negara impor beras, Bulog memastikan akan melaksanakan penugasan dari negara mana saja yang memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.

ADVERTISEMENT

"Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India dan Kamboja, maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan," tutur Suyamto.

Suyamto mengemukakan pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Kenaikan harga beras yang terjadi disebut karena beberapa faktor baik eksternal maupun internal, seperti bencana El Nino dan situasi yang baru memasuki musim tanam.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus-menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali," ucapnya.

Sampai saat ini Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 885 ribu ton dan kegiatan ini akan terus digelontorkan sampai harga stabil. Lalu sekarang sedang disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk September-Oktober-November 2023 dengan total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads