Aneka olahan strawberry mungkin sudah biasa terdengar, namun bagaimana jika daunnya yang disulap menjadi keripik gurih nan renyah? Di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, strawberry memang banyak dibudidayakan oleh petani setempat.
Umumnya, warga Desa Serang melakukan budi daya strawberry untuk dijual ke pasar. Namun, tak jarang beberapa warga yang berinovasi mengolah strawberry menjadi aneka makanan mulai dari selai, jus, hingga camilan. Menariknya lagi, warga setempat pun ada yang memanfaatkan daun strawberry untuk dijadikan sebagai keripik.
Asih Trianawati (24) merupakan salah seorang pelaku usaha keripik daun strawberry di Desa Serang. Ia bercerita ide ini muncul lantaran banyaknya daun strawberry yang belum dimanfaatkan petani. Melihat banyaknya daun strawberry yang terbuang, akhirnya ia mencoba untuk menyulapnya menjadi keripik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya itu tahun 2021 pas ada pandemi COVID. Awalnya itu saya kalau lihat petani Desa Serang menyiangi daun stroberi ini kok kayak nggak dimanfaatkan. Akhirnya, saya iseng dengan keluarga bikin keripik daun strawberry, dan ternyata enak. Lalu, saya kasih coba ke tetangga ternyata juga enak, jadi saya memberanikan diri untuk memproduksi lebih banyak untuk dijual," kata Ana kepada detikcom belum lama ini.
Cara Membuat Keripik Daun Strawberry
Ana mengungkapkan cara membuat keripik daun strawberry pun terbilang mudah. Saking mudahnya, inovasi ini cocok untuk dijadikan ide bisnis rumahan. Kepada detikcom, ibu satu anak ini pun membeberkan cara membuat keripik daun strawberry.
Pertama, persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti, daun strawberry, minyak goreng, tepung, dan bumbu penyedap. Selanjutnya, cuci daun hingga bersih, lalu goreng dengan dua kali proses penggorengan.
![]() |
"Pertama, petik daun strawberry. Daun yang saya petik daun yang segar dan bagus. Kedua, potong dan cuci daun strawberry. Setelah itu, masukan ke adonan, lalu digoreng melalui dua proses penggorengan," papar Ana.
"Nanti di proses (penggorengan) pertama itu kalau di sini namanya mendoan atau setengah matang. Nanti kalau sudah jadi mendoan, dikeringkan, lalu digoreng kedua kalinya. Untuk proses penggorengan pertama dan kedua butuh waktu sekitar 15 menit. Kalau yang mendoan itu paling 3 sampai 5 menit, habis itu dikeringkan pake spinner," lanjutnya.
Setelah sudah dikeringkan menggunakan spinner, keripik daun strawberry pun siap dikemas. Untuk menambah cita rasa, Ana juga menyediakan rasa pedas dengan berbagai level.
"Setelah sudah di spinner, nanti ke proses pembumbuan, terus di packaging. Variannya ada yang original, ada rasa pedas level 1, 2, 3. Untuk harganya Rp 20 ribu per pcs," ucapnya.
![]() |
Bukan hanya mudah, Ana mengatakan modal untuk membuat keripik daun strawberry juga tak banyak. Bahkan untuk menjalankan usaha ini awalnya ia hanya mengeluarkan kocek Rp 200 ribu.
"Kalau modal kita kan daun dari kebun, jadi tidak mahal. Modal awal sekali produksi misalnya saya goreng 2 kg tepung sama packaging sekitar Rp 200 ribu," bebernya.
Dalam satu hari, Ana mengaku biasanya memproduksi sekitar 40 pcs untuk didistribusikan ke pusat oleh-oleh di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'las).
"Dalam sehari bisa produksi 40 pcs, kita distribusikan ke desa wisata D'las dan di pusat olah-olah Tukar Tuku Purbalingga. Tapi, kita pernah juga buat 125 pcs sehari untuk oleh-oleh ke Kalimantan," paparnya.
Perkembangan usaha Ana tentunya juga tak lepas dari bantuan banyak pihak. Sebab, ia mengaku awal berjualan masih menggunakan kemasan plastik bening yang ditempeli stiker sederhana. Namun, berkat pemberdayaan dari mahasiswa dan pinjaman modal dari BRI, Ana kini mampu menjual keripik daun strawberry dengan packaging yang lebih modern.
"Awal jualan 2021 dulu masih pake kemasan plastik biasa yang bening terus dikasih stiker. Terus tahun 2022 ada mahasiswa yang membantu buat desain packaging. Saya (juga) pinjam ke BRI buat pengembangan kemasan pada tahun 2021 sekitar Rp 3 juta," katanya.
"Dari bantuan BRI, bisa buat nambah yang tadinya hanya bisa pesen packaging 500 pcs, sekarang saya bisa pesen sampai 1.000 pcs. Terima kasih BRI karena telah memberikan pinjaman untuk usaha saya, terutama untuk packaging. Harapannya semoga BRI bisa memberikan pelatihan-pelatihan untuk pelaku UMKM kecil seperti saya supaya ke depannya lebih besar lagi," tutupnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILiaN yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
Lihat juga Video: Detikcom Award 2023: BRI Raih Banyak Penghargaan Atas KInerja Terbaik Untuk Indonesia