Rob kemudian menjelaskan izin yang diterbitkan CAA untuk Virgin Atlantic akan membuka jalan bagi regulator penerbangan Amerika Serikat (AS), Irlandia, dan Kanada untuk mengeluarkan izin serupa. Hal ini melihat maskapai tersebut juga akan melintasi negara-negara itu.
CAA diketahui sudah melakukan analisa terhadap berbagai aspek untuk menerbitkan izin itu, di antaranya melakukan pengujian darat bersama Rolls-Royce untuk mesin pesawat Trent 1000 yang 100% berbahan bakar SAF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut CAA, inisiatif tersebut bertujuan untuk menguji dan menunjukkan kelayakan penggunaan bahan bakar berkelanjutan untuk menggerakkan pesawat. Pemerintah Inggris pun diketahui menjadi pihak yang mendanai sebagian besar upaya itu.
Pada Desember 2022, Pemerintah Inggris menggelontorkan US$ 1,2 juta atau Rp 18 miliar (kurs Rp 15.589) kepada Virgin Atlantic untuk menjadi maskapai pertama yang sepenuhnya berbahan bakar SAF.
CEO Virgin Atlantic Shai Wess, mengatakan bahwa pihaknya perlu mengambil langkah dan kolaborasi 'radikal' dengan konsorsium penerbangan dan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.
Ia mengatakan maskapai berkomitmen untuk menggunakan 10% SAF untuk semua armada pesawat pada 2030. Namun Shai juga mendesak pemerintah untuk membantu menciptakan industri bahan bakar SAF di Inggris.
"Kami tahu jika kami bisa mewujudkannya, kami bisa menerbangkannya," tegas Shai.
(ara/ara)