Ekonomi Palestina Babak Belur Imbas Gempuran Israel ke Gaza

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 09 Nov 2023 14:20 WIB
Bendera Palestina - Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Jakarta -

Perekonomian Palestina memburuk imbas gempuran Israel ke Jalur Gaza dalam sebulan terakhir. Di Tepi Barat, tensi juga memanas dan serangan pasukan Israel menewaskan sekitar 160 orang.

Sebelum pecahnya konflik pada 7 Oktober, angka pengangguran di Gaza sudah menyentuh 46%. Sekitar 80% dari mereka banyak yang bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Dampak Perang ke Bursa Saham Palestina

Dikutip detikcom dari aa.com, Kamis (9/11/2023), Bursa Saham Palestina adalah bursa pertama yang terdampak serangan di Gaza. Bursa Saham Palestina mencatatkan kerugian di semua sesi sejak 7 Oktober.

Indeks Al-Quds jatuh ke level terendah sejak September 2021. Menurut Anadolu, pada 5 Oktober sampai 5 November Indeks Al-Quds anjlok sebesar 8,5%.

Pada tanggal 29 Oktober, dewan direksi Otoritas Pasar Modal Palestina membuat keputusan untuk mengizinkan perusahaan saham gabungan membeli kembali saham mereka tanpa syarat kontrak. Langkah tersebut demi meningkatkan stabilitas harga saham di Bursa Palestina.

Nasib Pekerja Palestina di Israel

Diperkirakan ada sekitar 140.000 warga Tepi Barat yang bekerja di Israel. Sekitar 18.500 di antaranya adalah warga Gaza. Kini sebagian dari mereka menganggur karena banyak kegiatan ekonomi Israel terhenti akibat perang.

Para pekerja tersebut biasanya mendapat penghasilan 1,5 miliar Shekel (US$ 397 juta) setiap bulan, dan sebagian uangnya disalurkan ke Tepi Barat. Pasar Palestina jelas kehilangan daya beli karena banyak pekerja Palestina kini menganggur.

Dampak di Sektor Perbankan

Pada tanggal 25 Oktober, Otoritas Moneter Palestina mengeluarkan serangkaian instruksi kepada bank-bank lokal. Instruksi tersebut adalah untuk meredam dampak finansial dari berkecamuknya perang.

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah menunda pembayaran pinjaman oleh peminjam Palestina di Gaza hingga akhir Januari. Pinjaman warga Gaza diperkirakan mencapai US$ 923 juta pada akhir September.

Pendapatan pajak

Pendapatan pajak Palestina yang dikumpulkan oleh Israel atas nama Otoritas Palestina juga terkena dampak serangan di Gaza. Israel mengancam tidak mentransfer pendapatan pajak ke otoritas yang berbasis di Ramallah.

Tanggal 30 Oktober, menteri keuangan Israel membekukan transfer pendapatan pajak sebesar US$ 188 juta per bulan. Kebijakan itu lalu dibatalkan setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan transfer dilakukan, tetapi dikurangi jumlah dana yang biasa dialokasikan ke Gaza.

Namun Otoritas Palestina menolak menerima dana pajak yang "tidak lengkap" dari Israel. Hal ini menambah beban keuangan pemerintah yang sudah kekurangan uang serta beban pegawainya. Gaji pegawai sangat tergantung keputusan tersebut.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza dalam sebulan terakhir. Setidaknya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 wanita, tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza. Korban tewas di Israel hampir 1.600, menurut angka resmi.

Simak Video 'WHO: Banyak Anak Balita di Gaza Terjangkit Diare':






(ily/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork