Partai Buruh Kritik Semua Capres-Cawapres, Sebut Tak Memanusiakan Manusia

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 10 Nov 2023 16:25 WIB
Presiden KSPI Said Iqbal/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Presiden Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengkritik semua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berkontestasi pada Pemilu 2024.

Menurutnya, semua pasangan tersebut tidak punya solusi terhadap mekanisme pasar yang tidak memanusiakan manusia. Mekanisme pasar ini, disebutnya, adalah penyebab upah buruh selalu rendah.

Awalnya, Said menjelaskan bahwa ada dua teori atau pendekatan yang digunakan oleh berbagai negara untuk menetapkan upah buruh. Konsep ini masuk dalam cara menghitung total pendapatan nasional. Keduanya adalah expenditure approach dan income approach.

Untuk pendekatan expenditure approach atau pendekatan pengeluaran, Said Iqbal mengatakan bahwa hal ini berarti negara berserah terhadap pasar uang. Menurutnya, pendekatan ini adalah penyebab upah buruh selalu rendah.

"Ekonominya tumbuh tapi upah tetap murah. Itulah Indonesia," ucap Said Iqbal dalam konferensi pers daring, Jumat (10/11/2023).

Sementara income approach atau pendekatan pendapatan berarti kontribusi dan pendapatan buruh akan terlihat dalam standar pengukuran pendapatan nasional. Menurutnya pendekatan inilah yang seharusnya diterapkan oleh pemerintah.

"Jadi kalau ekonomi tumbuh kelihatan berapa pendapatan buruh-buruhnya. Maka itu pasar sosial. Basisnya upah layak, bukan upah tinggi. Ini membicarakan soal jaminan hidup juga," jelasnya.

Melihat visi-misi dari setiap capres-cawapres yang akan berkontestasi di Pemilu 2024, Said mengatakan tidak ada satupun pasangan yang berani menggunakan pendekatan income approach. Semuanya membahas dan selalu mengeluarkan narasi tentang expenditure approach.

"Capres-Cawapres ngomongnya itu aja (expenditure approach). Tapi nggak mau dia jalanin (income approach), takut dia," sindirnya.

Padahal, Said Iqbal mengatakan Indonesia seharusnya menggunakan pendekatan income approach. Sebab, Indonesia memiliki sila 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab' dan sila 'Keadilan Sosial'. Ideologi ekonomi Indonesia seharusnya tidak berserah pada pasar uang, tetapi juga menghitung pertumbuhan ekonomi dengan mengedepankan prinsip memanusiakan manusia.

"Partai Buruh mengkritisi semua capres padahal ideologi dasar negara kita adalah Pancasila. Partai buruh mengutip sila kedua dan sila keadilan sosial. Jadi ideologi ekonominya tidak hanya pasar barang, pasar uang, yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi memanusiakan manusia. Keadilan sosial tidak akan terwujud tanpa jaminan sosial. Tidak ada tawaran dari para capres soal itu," tegasnya.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork