"Hasil riset Jepang di bawah 1.000 meter di bawah laut itu banyak sekali ikan-ikan berpotensi untuk kepentingan farmasi," kata Trenggono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Trenggono mengatakan bahwa karena informasi itu, banyak investor yang tertarik untuk mengelola 'harta karun' itu. Dia menyebut sudah ada dua negara yang tertarik akan potensi tersebut, yakni investor dari Norwegia dan Amerika.
"'Boleh nggak saya dengan terbitnya PP 11, kami main di situ?' Wah menarik ini, ini kan nggak pernah kita menangkap yang di atas, yang di bawah kan belum pernah dimanfaatkan," ucapnya.
"Lalu ada pengusaha dari AS datang. 'Wah kalau kebijakan ini bisa jalan saya mau'. Kenapa? 'Kalau saya menangkap ikan yang masih kecil harus dilepas supaya tahun depan saya datang lagi dia udah besar.' Ya harus begitu caranya," terangnya.
Trenggono menerangkan ikan-ikan di bawah laut dalam 1.000 meter itu merupakan ikan kecil. Namun, potensinya tidak hanya untuk kebutuhan farmasi, tetapi juga bisa digunakan untuk membuat tepung ikan.
"Ikannya sebetulnya kecil-kecil, tetapi itu yang punya potensi untuk kepentingan farmasi, sisanya untuk tepung ikan," kata dia ditemui usai rapat.
Ia mengatakan sampai saat ini investor dari Norwegia yang telah beberapa kali melakukan pertemuan untuk mengelola kekayaan laut Indonesia tersebut. Trenggono berharap, kerja sama itu bisa terealisasi tahun depan, seiring dengan resmi dijalankannya Peraturan Pemerintah 11/2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur (PT).
"Mudah-mudahan tahun depan (terealisasi kerja sama) kalau PIT sudah berjalan, mudah mudahan," ujarnya. (ada/kil)