Parahnya Perang Israel-Hamas Bikin Ekonomi Gaza Porak-poranda

Parahnya Perang Israel-Hamas Bikin Ekonomi Gaza Porak-poranda

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 24 Nov 2023 18:31 WIB
Lingkungan al-Zahra, Gaza Palestina
Foto: BBC
Jakarta -

Agresi militer Israel di jalur Gaza ternyata tidak hanya memporak-porandakan bangunan yang ada di sana, namun juga menghancurkan perekonomian warga setempat. Akibatnya hampir semua warga Gaza tidak memiliki pekerjaan dan hanya bisa mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Melansir dari CNBC, Jumat (24/11/2023), sebelum terjadi perang Israel-Hamas perekonomian warga Gaza sepenuhnya bergantung pada bantuan luar negeri dan akses di pasar kerja di Israel. Namun karena adanya perang warga Gaza tidak lagi bisa mengakses pasar tenaga kerja Israel.

"Perekonomian Gaza 100% bergantung pada dua sumber pendapatan: bantuan luar negeri dan akses ke pasar tenaga kerja Israel. Yang terakhir ini sekarang sudah hilang, mungkin selamanya. Satu-satunya yang tersisa adalah bantuan luar negeri," kata mitra dan kepala strategi di Clocktower Group, Marko Papic.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian menurut laporan dari Kebijakan Ekonomi Palestina yang berbasis di Ramallah, pada dasarnya Gaza merupakan wilayah dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia dengan lebih 40% warganya tidak memilik pekerjaan.

ADVERTISEMENT

Namun karena perang ini sekarang tingkat pengangguran di kawasan tersebut hampir 100% alias semua warganya tidak bekerja. Kondisi ini membuat seluruh aktivitas ekonomi di Gaza terhenti tanpa batas waktu yang jelas.

Secara terpisah Kepala Peneliti Strategi Global Milken Institute, Kevin Klowden, mengatakan blokade dan perang yang terus terjadi di Jalur Gaza sejak 2008 lalu telah melemahkan perekonomian wilayah tersebut.

"Situasi ini bukanlah situasi dimana ada harapan ekonomi dan selama 15 tahun terakhir, pada dasarnya, situasi seperti itu terjadi," kata Klowden.

Bahkan menurutnya sebanyak 65% dari 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza masih berusia di bawah 24 tahun, namun mereka tidak bisa bekerja karena perang yang terus melanda. Akibatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan itu semakin lesu dan tertinggal jauh dengan kawasan-kawasan di sekitarnya.

"Ada populasi muda yang tidak melihat adanya harapan akan hal tersebut. Sangat sulit untuk melihat masa depan ekonomi dari hal tersebut," tambahnya.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads