TikTok Indonesia menegaskan pihaknya akan memblokir iklan berbau politik di kanalnya. Aplikasi asal China itu juga menegaskan tidak akan menerima tawaran maupun memberi ruang bagi pengguna yang menampilkan iklan politik.
Tiktok menjelaskan langkah ini ditempuh karena iklan politik tidak sesuai dengan tujuan aplikasi tersebut yang berfokus menampilkan konten-konten entertainment.
"Kita tidak membuka peluang bagi iklan politik. Secara advertising lewat agency atau self promote yang sifatnya iklan berbayar tentang politik itu tidak boleh sama sekali," ucap Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia Faris Mufid dalam agenda peluncuran "Pusat Panduan Pemilu 2024 dan kampanye #SalingJaga" di Bunga Rampai Restaurant, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2023).
Faris menjelaskan, bahwa hal ini berarti TikTok sama sekali tidak mengambil untung dari iklan yang berbau politik. Menurutnya, kebijakan ini ditempuh aplikasi tersebut sejak diluncurkan secara global pada 2016 dan di Indonesia pada 2017. Ia mengatakan saat ini ada dua jenis iklan yang ada di TikTok.
Pertama adalah iklan via tim TikTok yakni sponsored content seperti kemunculan iklan setelah sejumlah video, serta hashtag yang biasa digunakan oleh brand.
Jenis kedua, adalah iklan lewat pembayaran pengguna untuk memperoleh viewers atau audiens alias self promote. Untuk self promote, pengguna melakukan top-up atau mengisi sejumlah uang di TikTok agar bisa mendapat viewers. TikTok pun tidak menerima untung dari partai maupun aktor politik untuk berbagai jenis iklan tersebut
"Jadi iklan politik, baik lewat tim kami maupun self promote itu tidak bisa. Kami tidak memberi ruang. Semisal pun ada yang ketahuan menggunakan self promote semisal lewat artis, tim moderasi kami bisa langsung membaca hal itu dan iklan langsung kena takedown," beber Faris.
Faris kemudian membeberkan, bahwa sejumlah pihak diketahui sempat mencoba menyeludupkan iklan politik lewat metode self promote. Setelah hal tersebut ketahuan, timnya pun langsung men-takedown konten tersebut.
"Dia coba self promote, tapi naiknya cuma sebentar terus kita turunkan. Mereka protes minta uangnya dikembalikan. Kami jelaskan, bahwa ini sudah sesuai terms and conditions yang ada. Soalnya saat hendak self promote kan sudah ada penjelasan tidak bisa iklan politik," ungkapnya.
Faris tidak menjelaskan siapa pihak yang mencoba memaksakan iklan politik tersebut. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa konten yang bermuatan politik yang edukatif masih bisa muncul di TikTok.
Tak Beri Ruang Aktor Politik Cari Uang
Selain itu, Faris mengatakan pihaknya tidak mengizinkan partai politik maupun tokoh politik mencari dana kampanye di fitur live TikTok.
"Ada limitasi untuk akun-akun yang masuk dalam kategori pemerintah, partai politik, dan politisi," kata Faris.
Faris mengatakan, bahwa para akun politisi, partai politik, dan pemerintah tersebut diklasifikasi sebagai government, politician, and political party accounts (GPPPA) oleh TikTok. Berbagai akun yang tergolong GPPPA ini secara otomatis tidak akan bisa meminta maupun menerima gift atau hadiah yang biasa diberikan kepada para content creator TikTok yang menggunakan fitur live.
Untuk akun-akun lain yang tidak termasuk dalam kategori GPPPA tapi mencari uang untuk tujuan politik, Tiktok juga akan mendeteksi hal tersebut. Kendati demikian, Faris menjelaskan, konten politik sampai saat ini masih diperbolehkan di TikTok sepanjang tidak melanggar panduan komunitas.
"Yang jelas kami tidak ingin platform kami jadi sarana mengumpulkan donasi politik. Kalau live dengan cara-cara tidak sesuai dengan panduan komunitas akan di-take down. Kalau pemerintah, kandidat politik, calon legislatif, dan lain sebagainya, kita matikan fiturnya (gift)," tegas Faris.
Pada Selasa (28/11) pihaknya meluncurkan "Pusat Panduan Pemilu 2024" karena TikTok ingin menjadi jembatan bagi penggunanya untuk memperoleh berbagai informasi akurat tentang isu Pemilu 2024. Dari sisi bisnis, ia menjelaskan hal ini juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik dan cara aplikasi tersebut mengambil posisi di tengah tahun politik.
"Ini positioning karena kami bukan political platform. Tapi kami sadar isu politik ada tempat tersendiri di pengguna kami. Pilihan ini kami ambil karena TikTok dari awal berdiri core-nya adalah entertainment," jelasnya.
Sebagai informasi, TikTok menyediakan fitur gift atau hadiah pemberian penonton setia kepada kreator favorit mereka ketika sedang melakukan live streaming. Gift ini dibeli menggunakan koin TikTok. Gift tersebut nantinya bisa dicairkan oleh content creator, sebagai apresiasi penonton kepada si kreator.
Dari pantauan detikcom, Selasa (28/11), harga satu koin Tiktok diberi nilai sekitar Rp 240. Adapun sejumlah Gift yang menjadi incaran para content creator adalah:
1. TikTok Universe (44.999 koin atau Rp 10.799.760)
2. TikTok Star (39.999 koin atau Rp 9.599.760)
3. Paus dan Anjing Laut (34.500 koin atau Rp 8.280.000)
4. Leon dan Singa (34.000 koin atau Rp 8.160.00)
5. Sam Sang Paus (30.000 koin atau Rp 7.200.000)
6. Singa (29.999 koin atau Rp 7.199.760)
7. Naga (26.999 koin atau Rp 6.479.700)
8. Adam's Dream (25.999 koin atau Rp 6.239.760)
9. Phoenix (25.999 koin atau Rp Rp 6.239.760)
10. TikTok Shuttle (20.000 koin atau Rp 4.800.000)
(rrd/rir)