Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyinggung gejolak ekonomi yang tidak pernah berhenti dalam 8 kuartal berturut-turut. Gejolak itu antara lain volatilitas harga komoditas, inflasi, hingga kenaikan suku bunga negara-negara maju.
Kenaikan suku bunga menyebabkan munculnya arus modal keluar dan tekanan terhadap rupiah. Sementara tantangan lainnya juga datang dari El-Nino yang mempengaruhi harga pangan.
"Dalam 8 kuartal ini gejolak ekonomi tidak pernah berhenti. Kenaikan dan volatilitas harga komoditas yang meningkatkan inflasi dan menyebabkan kenaikan suku bunga di negara-negara maju, menyebabkan munculnya arus modal keluar dan tekanan nilai tukar. Juga dari sisi alam, El-Nino mempengaruhi harga pangan di Indonesia," katanya dalam penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2024, disiarkan secara virtual, Rabu (29/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi inilah yang kemudian perlu ditangani oleh pemerintah. Sri Mulyani menyebut APBN menjadi instrumen yang sangat penting dan berhasil dijaga pemerintah.
Pasalnya di tengah hantaman tersebut, APBN berhasil mendukung pemulihan ekonomi yang tumbuh sebesar 5% dalam 8 kuartal. Selain itu Indonesia juga mampu keluar dari pandemi COVID-19.
"Kita lihat Indonesia telah mampu keluar dari pandemi dan terus mampu menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi. Di dalam kuartal yang cukup panjang APBN tetap terjaga mendukung pemulihan ekonomi yang tumbuh sekitar 5% selama 8 kuartal," ujarnya.
Adapun APBN 2024 disusun dengan asumsi indikator makro yang optimis namun tetap waspada terhadap dinamika yang akan terjadi. Menurutnya asumsi dari indikator ekonomi tahun 2024 masih akan dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global.
"Oleh karena itu dalam menjaga ekonomi kami diharuskan menjaga kesehatan APBN. Untuk tahun 2024 target pendapatan negara ditetapkan Rp 2.082,3 triliun," tutupnya.
(ily/kil)