Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan pilar penting pembangunan ekonomi Indonesia terus didorong agar dapat naik kelas, sehingga bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian.
Menurut rilis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Agustus 2023, sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61%, atau senilai dengan Rp 9.580 triliun. Bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97% dari total tenaga kerja. Ini menunjukkan bahwa UMKM yang ada di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan hingga dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi perekonomian.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), salah satu perusahaan smelter nikel terbesar di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, bersinergi dengan PT Stardust Estate Investment (PT SEI) melakukan penguatan pada sektor Industri Kecil Menengah (IKM), dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan Biduk Umpan (Bina Produk UMKM Pangan). Upaya ini dilakukan, karena hal ini merupakan komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi dan menjadi salah satu bagian penting untuk mendorong perekonomian masyarakat, khususnya pada wilayah sekitar industri.
Biduk Umpan merupakan program pembinaan pada pelaku usaha produk olahan ikan bandeng di Desa Bungintimbe, Petasia Timur, Morowali Utara. PT GNI beserta dengan PT SEI memberikan sarana dan prasarana berupa penyediaan alat produksi, pelatihan dan pendampingan, hingga perluasan penjualan produk.
Head of Corporate Communication PT GNI, Mellysa Tanoyo menjelaskan program CSR Biduk Umpan merupakan salah satu program yang dibuat untuk mendorong pelaku UMKM untuk bisa naik kelas, dengan meningkatkan kualitas dan memperluas pasar.
"Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, PT GNI berupaya untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh lewat program-program pendampingan. Biduk Umpan juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas ekonomi serta mendorong jiwa kewirausahaan masyarakat lingkar industri khususnya di Desa Bungintimbe," ujar Mellysa dalam keterangan tertulis, Selasa (12/12/2023).
Mellysa juga menambahkan program ini merupakan salah satu upaya penanggulangan dalam penyerapan kesempatan kerja dan menambah kapasitas ekonomi bagi masyarakat desa.
"PT GNI bersama dengan PT SEI men-support kelompok usaha tersebut agar bisa mengembangkan usahanya melalui penyediaan alat, pendampingan hingga peningkatan kapasitas ekonomi kelompok. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan adanya kegiatan ekonomi," tambah Mellysa.
Sebagai informasi, olahan ikan bandeng dipilih karena banyak dari warga Desa Bungintimbe yang memiliki tambak air payau dengan berbagai budidaya air tawar seperti ikan bandeng, udang, dan kepiting. Lalu, bandeng tersebut diolah menjadi abon ikan bandeng yang dikelola dan dilaksanakan oleh Kelompok Ibu Rumah Tangga di Dusun 3 Bungintimbe.
Selanjutnya, program ini dibagi dalam dua periode, yaitu periode pendampingan jangka pendek (1 tahun) dan periode jangka panjang (4 tahun). Pendampingan tersebut dilakukan dengan melibatkan Pemerintah Desa Bungintimbe, Dinas Perikanan Kabupaten Morowali Utara, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Kabupaten Morowali Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Utara, Kecamatan Petasia Timur, Kelurahan Bungintimbe, Kepala Dusun 3 Bungintimbe dan Kelompok Usaha 'Usaha Bersama' Desa Bungintimbe.
Simak Video "Video: BI Klaim PPN 12% Cuma Berdampak 0,2% ke Inflasi"
(prf/ega)