Kasus Covid-19 Naik, Jualan Swab-Antigen Jadi Laris Lagi?

Kasus Covid-19 Naik, Jualan Swab-Antigen Jadi Laris Lagi?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 18 Des 2023 12:01 WIB
Pasar Pramuka
Swab Antigen/Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Kasus COVID-19 aktif di Indonesia kembali mengalami kenaikan beberapa hari terakhir. Bahkan hingga Minggu (17/12) tercatat ada 216 kasus baru. Namun apakah lonjakan kasus ini membuat bisnis alat Swab-antigen yang dulu sempat ramai kembali hidup lagi?

Andi salah seorang pedagang alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, mengaku tokonya sudah tidak lagi menjual alat Swab-antigen. Sebab menurutnya saat ini sudah tidak ada lagi pelanggan yang mencari alat tersebut.

"Antigen sampai Januari saya masih jual, cuman sudah tidak signifikan lah ya sebulan paling satu dua. Habis stok saya nggak jual lagi. Orang nggak ada (pelanggan) yang tanya, nggak ada yang cari lagi," kata Andi kepada detikcom, Senin (17/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu harga jual alat Swab-antigen yang sudah jatuh membuatnya kian ogah untuk kembali menjual produk tersebut. Kemudian maraknya perdagangan secara online juga menjadi alasan Andi untuk tidak kembali menyetok alat Swab-antigen di tokonya.

"Terakhir saya jual itu sudah Rp 25.000 per box, ini 30. Itu juga lama habisnya, stok habis saya sudah nggak jual lagi. Sekarang juga sudah banyak online kan, hah nggapain lah (jualan alat Swab-antigen lagi)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Senada dengan Andi, penjual alat kesehatan di Pasar Pramuka lain bernama Parjo juga mengaku sudah tidak lagi menjual alat Swab-antigen. Ia berhenti berjualan alat medis tersebut sudah hampir setahun, sejak akhir 2022 lalu saat pemerintah secara resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Menurutnya sejak saat itu penjualan alat Swab-antigen terus mengalami penurunan dan membuat stok yang ia simpan tidak laku terjual. Padahal produk-produk ini memiliki masa berlaku paling lama satu tahun.

"Sudah nggak (jual alat Swab-antigen) lagi, nggak ada lagi yang beli. (Tapi kalau stok masih ada?) itu mana ada lagi, kan setahun-setahun harus dibuang ada masa berlakunya," ungkap Parjo.

Karena hal inilah akhirnya ia enggan untuk mengisi stok alat Swab-antigen di tokonya lagi, takut rugi bila tidak terjual. Bahkan menurutnya kondisi serupa banyak dialami toko-toko lain sebab tidak hanya pelanggan, para agen yang dulu menyediakan alat Swab-antigen Covid-19 sudah tak terlihat lagi.

"Sudah nggak ada nyetok lagi, kan masanya setahun-setahun. Kan bayar cash, ada barang ada duit, mati tahun (melewati waktu batas layak pakai) buang. Agennya juga sudah nggak ada lagi ke sini," jelasnya.

"Sekarang sudah murah itu kan, dulu Rp 300 ribu sekian. Pas masih ramai-ramainya bisa sampai Rp 1 juta, isi 25 strip (alat tes). Kalau sekarang sudah murah, makanya orang nggak pernah nanya lagi. Kalau sekarang mah antara Rp 10 ribu lebih," tambah Parjo.

Sebagai informasi, dalam catatan detikcom Kementerian Kesehatan RI melaporkan total kasus aktif Covid-19 saat ini berjumlah 2.070 orang. Disebutkan ada 216 kasus baru yang terkonfirmasi pada Minggu (17/12), dengan catatan satu kematian dan 128 pasien sembuh.

Pemerintah menyebut sebagian besar kasus Covid-19 baru ini didominasi varian EG.5. Meski begitu gelombang kali ini nampaknya tidak lebih buruk dibandingkan gelombang sebelumnya.

Hal ini terlihat dari angka recovery rate yang mencapai 97,5 persen, sementara case fatality rate COVID-19 saat ini jauh lebih rendah yakni di 2,4 persen. Sedangkan pasien yang dilaporkan meninggal memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta hingga status vaksinasi belum lengkap.

Simak juga Video 'Kemenkes Beberkan Syarat Dapat Vaksinasi Covid-19 Booster Ketiga':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads