Bandara Internasional Ben Gurion di Israel melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 600 karyawan. Keputusan itu diambil karena industri pariwisata di negara tersebut lumpuh sejak Israel melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza.
Berdasarkan informasi dari Otoritas Bandara Israel, sekitar 600 staf bandara diberhentikan tanpa dibayar. Selain itu, jam kerja 1.000 orang karyawan lainnya telah dikurangi sebesar 25%.
"Otoritas Bandara mengadakan pembicaraan dengan para pekerja di beberapa departemen di bandara, di mana mereka mengumumkan keputusannya untuk menempatkan beberapa staf pada cuti yang tidak dibayar dan mengurangi beban kerja yang lain," kata perusahaan penyiaran Israel (Kan) dilansir dari Fars News Agency, Kamis (21/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan tersebut, sebelumnya ada sekitar 4.600 orang pekerja yang dipekerjakan di bandara. Setelah keputusan ini, tinggal sekitar 3.000 orang pekerja yang akan bekerja penuh waktu.
Mayoritas maskapai penerbangan internasional telah menghentikan penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Ben Gurion sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Seperti diketahui, konflik dengan Hamas membuat ekonomi Israel babak belur. Penerimaan pajak melambat saat pengeluaran Israel meningkat tajam untuk membiayai kebutuhan militer, memberikan kompensasi kepada keluarga korban dan bisnis dekat perbatasan, hingga sandera yang disandera oleh Hamas.
Akibatnya, Israel mengalami defisit anggaran 22,9 miliar shekel pada Oktober 2023. Jumlah itu melonjak dari bulan sebelumnya 4,6 miliar shekel sekaligus meningkatkan defisit pada tahun sebelumnya menjadi 2,6%.
Lihat juga Video: Manfaatkan AI di Seluruh Platform Diduga Alasan Spotify Lakukan PHK